Ke Mana Permainan Tradisionalku?
Lestarikan permainan tradisional kita!
SATUHARAPAN.COM – ”Mari bagikan kebahagiaan masa kecilmu pada anak-anak masa kini,” tulis seorang teman saya di akun Instagramnya yang sedang mempromosikan sebuah kaus bermotif permainan tradisional Engklek.
Ada juga di akun Instagram teman saya yang lain, sebuah postingan foto beberapa anak yang sedang bermain Engklek dekat pintu kelas salah satu sekolah dasar di Semarang. Caption dalam foto tersebut mengajak anak-anak zaman sekarang agar dapat melestarikan permainan tradisional Indonesia. Saya pun sempat termenung beberapa saat karena mengingat masa kecil dengan permainan tradisional ini. Sangat menyenangkan rasanya berada di zaman itu.
Congklak, engklek, egrang, balap karung, gobak sodor atau hadang, petak umpat, dan lain sebagainya bukanlah nama-nama yang asing bagi anak-anak angkatan 90-an. Dan seperti saya, ada rasa rindu hendak mengulangi kenangan di zaman itu. Permainan-permainan tradisional itu memiliki esensi yang penting saat bermain yakni adanya kegembiraan saat berkumpul bersama. Ada kekompakan dan juga interaksi satu dengan yang lain secara virtual.
Kedua rekan saya tadi, meski dengan cara berbeda, memiliki tujuan yang sama untuk melestarikan kembali permainan-permainan tradisional Indonesia yang hampir hilang ditelan zaman yang serbainstan, modern, dan kekinian. Mereka menaruh sebuah rasa keprihatinan melihat aktivitas anak-anak zaman sekarang yang apatis dengan rekan yang sedang bersama dengannya. Baik di sekolah, di meja makan, atau di tempat lain. Mereka cenderung menyukai komunikasi dengan sesama yang jauh tak kelihatan di dalam gawai kesayanganya. Berkomunikasi tatapwajah begitu minim.
Hilangnya permainan ini juga tidak hanya berdampak pada kehidupan social, tetapi pada indentitas budaya Indonesia. Bagaimanapun permainan tradisional merupakan karya budaya Indonesia. Setiap pulau dan suku dari Sabang sampai Merauke sudah mengenal permainan ini sejak dahulu.
Permainan tradisional Indonesia perlu dilestarikan kembali agar kita tidak lupa dengan kebudayaan kita akibat kemajuan teknologi zaman sekarang. Permainan tradisional ini bisa dilestarikan melalui kegiatan di kelurahan, RT/RW, atau di perumahan dengan membuat wahana bermain anak berbasis permainan tradisional. Sekolah pun, yang mengadopsi nilai kebudayaan, juga bisa mengambil bagian dalam memprogramkan permainan tradisional menjadi sebuah kegiatan rutin agar setiap generasi dapat menikmati dan mampu melestarikan kebudayaan Indonesia sampai kapan pun. Bahkan sampai ke dunia internasional, seperti gamelan dan keroncong yang sudah dimasukan ke dalam kurikulum sekolah di Amerika, Singapura, dan Malaysia.
Mari bagikan kebahagiaan kepada anak cucu dengan melestarikan permainan tradisional kita!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bethlehem Persiapkan Natal, Muram di Bawah Bayang-bayang Per...
BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM-Nativity Store di Manger Square telah menjual ukiran kayu zaitun buatan t...