Kebakaran Rumah di Gaza, Palestina, 21 Orang Tewas
GAZA, SATUHARAPAN.COM-Kebakaran besar yang melanda sebuah rumah di utara Kota Gaza menewaskan sedikitnya 21 orang termasuk tujuh anak pada hari Kamis (17/11), kata sumber resmi dan medis.
Anggota Hamas, yang mengendalikan daerah kantong Palestina yang diblokade Israel, mengatakan bahwa petugas pemadam kebakaran telah berhasil memadamkan api di Jabalia.
Unit pertahanan sipil Gaza mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa 21 orang telah tewas. Kepala Rumah Sakit Indonesia di Jabalia, Saleh abu Laila, mengatakan kepada AFP bahwa fasilitas tersebut telah menerima jenazah setidaknya tujuh anak yang tewas.
Sementara penyebab kebakaran masih belum diketahui, juru bicara unit pertahanan sipil mengatakan bahwa pasokan bahan bakar disimpan di dalam rumah.
Otoritas Palestina, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel, wilayah Palestina yang terpisah, menawarkan untuk mengirim bantuan. Presiden Mahmud Abbas “memberikan instruksi untuk mengirimkan semua bentuk bantuan medis dan bantuan lain yang sangat dibutuhkan,” kata pejabat senior PA, Hussein Al Sheikh, di Twitter.
Dia juga mendesak Israel untuk membuka penyeberangan Erez yang menghubungkan Gaza dengan Israel selatan dan biasanya ditutup pada malam hari. “Kami meminta pihak Israel untuk membuka penyeberangan Erez untuk mengangkut kasus-kasus berbahaya untuk merawat mereka di luar Jalur Gaza jika perlu,” kata Al Sheikh.
Seorang juru bicara COGAT, unit kementerian pertahanan Israel yang mengelola penyeberangan Erez, mengatakan bahwa Israel "akan memberikan bantuan ... sesuai kebutuhan" melalui titik transit.
Jabalia adalah sebuah kamp pengungsi, tetapi seperti banyak kamp Palestina lainnya, sekarang terdapat bangunan-bangunan besar dan dalam banyak hal menyerupai sebuah kota.
Gaza, berpenduduk padat dengan 2,3 juta orang, telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007, tindakan yang menurut Israel diperlukan untuk membendung ancaman dari kelompok bersenjata di jalur itu.
Dengan pasokan listrik yang jarang di wilayah miskin itu, kebakaran rumah tangga biasa terjadi, karena warga Gaza mencari sumber alternatif untuk memasak dan penerangan, termasuk lampu minyak tanah.
Tahun ini Gaza menerima rata-rata 12 jam aliran listrik setiap hari, naik dari hanya tujuh jam lima tahun lalu, menurut data PBB. Bahaya baru muncul di musim dingin ketika banyak orang membakar batu bara untuk mendapatkan panas.
Hamas mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebabnya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...