Kebebaan Pers Memburuk di Hong Kong, Satu Media Lagi Tutup
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM-Sebuah situs berita online Hong Kong mengatakan pada Minggu (2/1) bahwa mereka akan menghentikan operasi sehubungan dengan memburuknya kebebasan pers, beberapa hari setelah polisi menggerebek dan menangkap tujuh orang karena tuduhan hasutan di outlet berita pro demokrasi yang terpisah.
Citizen News mengumumkan keputusannya dalam sebuah posting Facebook hari Minggu. Dikatakan akan berhenti memperbarui situsnya pada 4 Januari, dan akan ditutup setelah itu.
“Kami semua sangat menyukai situs ini. Sayangnya, apa yang ada di depan kita bukan hanya hujan lebat atau angin bertiup, tetapi badai dan tsunami,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Kami tidak pernah melupakan niat awal kami. Sayangnya, kami tidak dapat lagi berusaha untuk mengubah keyakinan kami menjadi kenyataan tanpa rasa takut, karena perubahan besar dalam masyarakat selama dua tahun terakhir dan lingkungan media yang memburuk.”
Citizen News adalah outlet berita ketiga yang ditutup dalam beberapa bulan terakhir, setelah surat kabar pro demokrasi Apple Daily dan situs online Stand News. Pihak berwenang telah bergerak untuk membungkam perbedaan pendapat di kota semi-otonom itu, yang pernah dikenal sebagai pusat outlet media yang dinamis, setelah Beijing menerapkan undang-undang keamanan nasional menyusul protes besar-besaran pro-demokrasi pada 2019.
Penutupan Citizen News yang akan datang terjadi beberapa hari setelah pihak berwenang menggerebek Stand News dan menangkap tujuh orang, termasuk editor dan mantan anggota dewan, karena diduga bersekongkol untuk menerbitkan materi hasutan. Stand News mengumumkan pada hari yang sama bahwa mereka akan berhenti beroperasi.
Dua mantan editor Stand News yang ditangkap kemudian secara resmi didakwa dengan hasutan.
Pada bulan Desember, oposisi dikeluarkan dari pemilihan di bawah undang-undang baru yang menempatkan semua kandidat untuk tes loyalitas, dan monumen memperingati penumpasan berdarah Lapangan Tiananmen 1989 di Beijing diturunkan.
Amerika Serikat dan pemerintah Barat lainnya telah mengutuk berkurangnya kebebasan pers dan sipil yang dijanjikan Beijing untuk dijunjung selama 50 tahun setelah penyerahan Hong Kong tahun 1997 dari Inggris.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, pekan lalu membela serangan di Stand News, mengatakan kepada wartawan bahwa "menghasut orang lain ... tidak dapat dimaafkan dengan kedok pelaporan berita." (AP)
Editor : Sabar Subekti
OpenAI Luncurkan Model Terbaru o3
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Dalam rangkaian pengumuman 12 hari OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan...