Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 05:08 WIB | Senin, 22 Juli 2013

Kebun Binatang di Amerika Kawinkan Badak Sumatera Bersaudara Cegah Kepunahan

Emi, badak Sumatera dengan anak betinanya berusia tiga minggu di Kebun binatang Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat, 19 Agustus 2004. (foto: globalpost.com)

CINCINNATI, SATUHARAPAN.COM - Krisis populasi badak Sumatera yang semakin mengkawatirkan membuat ilmuwan di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat mengambil langkah drastis. Kebun binatang Cincinnati akan mengembangbiakan badak Sumatera betina satu-satunya yang kebun binatang miliki dengan adik jantannya, demikian seperti dilaporkan Associated Press.

Potensi pejantannya adalah badak Sumatera bernama Harapan berusia 6 tahun. Harapan sudah dikirim ke kebun binatang Cincinnati dari Kebun Binatang Los Angeles dan akan segera dikawinkan dengan kakak kandungnya, Suci yang berusia 8 tahun.

Ahli konservasi mengatakan bahwa mereka mengambil langkah drastis dengan pola kawin antar saudara karena populasi badak Sumatera telah merosot tajam dalam beberapa dekade terakhir.

"Kami harus melakukannya untuk menjaga populasi badak Sumatera secara keseluruhan, secepatnya kita harus menghasilkan sebanyak yang kita bisa," kata Terri Roth, kepala Pusat Penelitian Margasatwa Langka kebun binatang. "Populasi mengalami penurunan tajam dan sangat mendesak untuk mendapatkan kehamilan." 

Ahli-ahli Konservasi menyimpulkan hingga bulan April 2013 diperkirakan kurang dari 100 spesies badak bercula dua yang masih ada di habitat aslinya di wilayah Asia Tenggara.

Sementara laporan para ahli dari Uni Internasional untuk Konservasi Alam, menjelaskan jika badak Sumatera sudah sangat terancam kepunahan. Kedekatan habitat asli badak dengan wilayah China menyebabkan populasi badak "hancur" karena tingginya permintaan culanya untuk pengobatan tradisional China. Disamping itu populasi badak juga menghadapi perusakan habitat sebagai akibat dari perluasan terus menerus lahan kelapa sawit, pembalakan, dan perambahan manusia.

Namun upaya pengembangbiakan antar saudara sekandung ini juga menuai kritik. Kritik mengatakan bahwa penangkaran antar saudara memiliki risiko genetik dan hewan menjadi rentan bertahan hidup di alam liar. Namun kritik ini dianggap tidak lebih besar manfaatnya dibanding manfaat dari setiap ekor anak badak yang lahir.

"Kami tidak ingin melakukannya, dalam jangka panjang pun tidak, kita benar-benar tidak ingin melakukannya," kata Roth. "namun ketika spesies anda sudah hampir habis, anda hanya perlu hewan itu daripada masalah gen - ini adalah dua dari yang termuda, hewan yang sehat dalam populasi."

Untuk mendapatkan pasangan potensial yang siap untuk pembibitan, konservasi akan memantau kadar testosteron Harapan dan menggunakan ultrasound untuk memeriksa Suci apakah sedang berovulasi. Jika pembiakan berhasil, kebun binatang Cincinnati akan menyambut empat bayi badak Sumatera mereka dalam waktu sekitar 16 bulan. (globalpost.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home