Kehadiran Minoritas Harus Memberi Arti Bagi Mayoritas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Di dunia yang tengah disesaki oleh isu-isu intoleransi, Pastor Franz Magnis Suseno, SJ mengatakan, kehadiran minoritas harus memberi arti dan kesejukan bagi mayoritas.
Tak dipungkiri, Indonesia sebagai negara dengan beragam suku dan agama rentan terhadap konflik sosial. Meski lebih dari 80 persen warga memeluk agama Islam, 20 persen lainnya merupakan warga pemeluk agama yang berlainan. Kondisi semacam ini kadang membuat isu agama menjadi isu yang sensitif dan rentan konflik.
"Sesungguhnya, situasi di Indonesia jauh lebih baik dari banyak negara yang lain agama. Untuk itu, kehadiran minoritas harusnya memberi dukungan pada mayoritas dan ikut mengusahakan yang baik-baik. Islam sendiri menerima pluralitas. Maka agama lain juga harus mendukungnya," ujar Magnis dalam seminar dialog lintas agama dalam rangka HUT ke-38 Paroki Salib Suci, Cilincing, Jakarta Utara bertajuk 'Guyub Rukun Membangun Masyarakat dalam Keberagaman', Minggu (30/8).
Magnis meyakini semua agama tidak sama. Itulah yang membuat orang meyakini agamanya sendiri. Namun demikian, sebagai manusia, penilaian itu seluruhnya diserahkan pada pencipta. Sementara, tugas sebagai umat ialah melanjutkan perdamaian yang ada, termasuk menjaga kerukunan antarumat beragama.
Kerukunan dan kebersamaan baginya ialah sesuatu yang harus terus-menerus perlu diusahakan.
"Apalagi kita hidup di masyarakat yang terus berkembang. Kita harus ingat keinginan Indonesia untuk bersatu sangat kuat dan dimateraikan dalam sumpah pemuda," kata dia.
Kebangkitan agama-agama di Indoensia pun menjadi bagian dari kebangkitan nasional. Itulah sebabnya, Magnis mengatakan mayoritas dan minoritas perlu bersatu untuk melanjutkan kemerdekaan yang berdaulat.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...