Kehidupan Whitney Houston Diangkat ke Dalam Film Dokumenter
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Sutradara dan produser film Inggris, Nick Broomfield, berkolaborasi dengan produser musik dokumenter Austria, Rudi Dolezal, membuat film dokumenter yang menguak kehidupan penyanyi Whitney Houston.
Tersirat dari judulnya, Whitney: Can I Be Me?, Broomfield dan Dolezal mengungkap rahasia terdalam kehidupan penyanyi ikonik itu, suatu perasaan yang paling menghantui penyanyi beruara emas itu sepanjang hidupnya, suatu ketidakmampuan untuk hidup sesuai dengan persyaratan yang ditentukan baginya. Film ini, seperti dilaporkan Rich Cline dari contactmusic.com, menyajikan rangkaian rekaman yang belum pernah dipublikasikan selama ini.
Broomfield meramu filmnya di seputar dokumentasi Dolezal tentang tur dunia Houston tahun 1999 yang sebenarnya belum selesai, namun ternyata merupakan pertunjukan terakhir di puncak kejayaannya. Saat menjalani tur dunia itulah, dunia di sekelilingnya terbongkar.
Semua terpulang ke masa kecilnya sebagai anak ajaib, yang “dipahat” menjadi seorang putri dari dunia pop oleh ibunya, Cissy, penyanyi lagu-lagu rohani. Ia menjadi tambang emas bagi perusahaan rekaman, yang mati-matian mempertahankan citra Hosuton sebagai bintang pop.
Di balik itu, kehidupan pribadi Houston sangat dibentuk oleh dua tokoh kunci: Bobby Brown, suaminya, dan asisten manajernya, Robyn Crawford. Kenyataan yang sama sekali tidak menguntungkan. Keduanya lebih sering bentrok keras, saling klaim tentang siapa yang harus membuat keputusan tentang kehidupan Whitney Houston. Suasana itu justru menumbuhkan perasaan penuh keraguan pada diri Houston yang sangat membuatnya tidak berdaya, dan mendorong kebiasaan mengonsumsi narkoba yang sebetulnya ia mulai sejak masih remaja.
Cerita disajikan berurutan, di seputar kehidupan Houston. Broomfield menampilkan sebagian besar rekaman di belakang panggung pada tahun 1999, yang sangat mengejutkan, karena mengungkapkan aspek kepribadian dan hubungan percintaannya, yang tak terduga. Broomfield dan Dolezal menyertakan wawancara dalam bentuk arsip ataupun komentar terbaru dari orang-orang di seputar kehidupan Houston, yang mampu memberikan tendangan resonansi yang kuat.
Yang paling mengejutkan adalah pernyataan David Roberts, pengawal Houston, yang pada tahun 1995 memperingatkan keluarga bahwa akan datang tragedi jika mereka tidak melakukan pencegahan. Namun, yang terjadi kemudian dia malah dipecat karena mengungkapkan peringatannya itu ke hadapan publik. Patut disayangkan justru Brown dan Crawford, absen dalam film dokumenter ini.
Tanpa dua suara penting itu, film ini dinilai kurang lengkap. Pertanyaan pun bermunculan, terutama kebenaran rumor yang menyebutkan Whitney Houston dan Robyn Crawford terlibat hubungan romantis sejenis, juga mengapa Hosuton tiba-tiba mengakhiri pernikahannya dengan Bobby, dan mengapa tidak ada yang mengulurkan tangan untuk membantu putri mereka Bobbi Kristina, yang tampil dalam sejumlah rangkaian film.
Meski begitu, film ini merupakan potret kuat dari bagaimana industri musik memperlakukan senimannya, mencetak mereka dalam balutan citra baru dan mereka harus bertahan dengan citra yang tercipta itu, terkadang tanpa mampu menjadi pribadi sendiri.
Houston adalah penyanyi berbakat yang tidak pernah diizinkan untuk hidup sesuai dengan kepribadiannya sendiri. Dan, film ini menunjukkan bagaimana dia mengatasi belitan persoalan hidupnya itu dengan beralih ke minuman dan obat-obatan, yang akhirnya merampas hidupnya pada usia 48 tahun pada tahun 2012. Menceritakan kisahnya yang sangat menyedihkan mungkin dapat membantu menyelamatkan artis lain dari nasib serupa.
Film dokumenter ini digarap Nick Broomfield dan Rudi Dolezal, dengan skenario digarap Broomfield. Sebagai produser, Broomfield menggandeng Marc Hoeferlin.
Selain menampilkan Whitney Houston, Bobbi Kristina Brown, Bobby Brown, Robyn Crawford, diambil dari arsip, juga tampil John Russell Houston Jr., Cissy Houston, David Roberts, Johnny Carson, Serge Gainsbourg, Mike Tyson, Oprah Winfrey, Burt Bacharach, dan David Foster. (contactmusic.com)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...