Kehilangan Kromosom Y Tingkatkan Risiko Terkena Alzheimer
MIAMI, SATUHARAPAN.COM - Sekitar satu dari lima orang yang berusia di atas 80 tahun, kehilangan kromosom Y dari sel darah mereka, dan kondisi tersebut saat ini dikaitkan dengan tingginya risiko penyakit Alzheimer,“ kata peneliti pada Senin (23/5).
Kondisi yang dikenal dengan hilangnya kromosom Y, atau Loss Of Chromosome Y (LOY), merupakan mutasi genetik paling umum yang dialami dalam sepanjang hidup manusia.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, LOY dapat meningkatkan kemungkinan kanker dan lebih sering ditemukan pada perokok.
Saat ini, beberapa peneliti menyebutkan kondisi tersebut dapat menjadi indikator fisik yang dapat memprediksikan kemungkinan masalah kesehatan lebih luas.
Dalam penelitian yang dipublikasikan American Journal of Human Genetics - yang dipimpin Lars Forsberg dan Jan Dumanski dari Uppsala University di Swedia bersama rekan-rekan dari Inggris, Prancis, AS, dan Kanada - para peneliti memeriksa kasus LOY pada 3.299 lebih pria yang berusia rata-rata 73 tahun. Sekitar 17 persen menunjukkan kehadiran LOY dalam sel darah. Orang-orang yang telah didiagnosis menderita Alzheimer memiliki tingkat LOY lebih tinggi.
Sementara, bagi mereka yang belum terdiagnosis menderita demensia tetapi memiliki LOY, dinyatakan lebih berpotensi terkena Alzheimer dalam beberapa tahun berikutnya.
"Kehilangan kromosom Y tidak 100 persen memprediksi bahwa Anda akan terkena kanker atau Alzheimer,” kata Forsberg.
Beberapa pria yang memiliki LOY dalam penelitian itu, bertahan hidup tanpa menunjukkan gejala hingga berusia sekitar 90 tahun.
Namun, di masa mendatang, kehilangan kromosom Y dalam sel darah menjadi indikator baru terhadap kemungkinan risiko penyakit. (Ant)
Editor : Sotyati
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...