Kekerasan Meningkat di Israel dan Palestina, Tiga Orang Tewas
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Penyerang Palestina melakukan dua serangan pada hari Jumat (7/4), menewaskan tiga orang dan melukai sedikitnya enam orang ketika ketegangan melonjak setelah berhari-hari pertempuran di tempat suci paling sensitif di Yerusalem, kata para pejabat.
Sebelumnya pada hari itu, serangan udara pembalasan Israel telah menghantam Lebanon dan Jalur Gaza, memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
Otoritas Israel mengatakan seorang turis Italia tewas dan lima warga negara Italia dan Inggris lainnya terluka ketika sebuah mobil menabrak sekelompok turis di Tel Aviv, pusat komersial Israel.
Dalam insiden terpisah, dua perempuan Inggris-Israel ditembak mati di dekat pemukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Kekerasan di Israel dan Tepi Barat meningkatkan ketakutan akan gelombang yang lebih intens, dengan konvergensi langka bulan Ramadhan Muslim, hari raya Paskah Yahudi dan Paskah Kristen saat ini sedang berlangsung.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan dia memanggil semua pasukan cadangan di polisi perbatasan Israel, pasukan paramiliter yang biasanya dikerahkan untuk menekan kerusuhan Palestina, "untuk menghadapi serangan teror."
Polisi perbatasan tambahan akan diaktifkan hari Minggu dan bergabung dengan unit lain yang baru-baru ini dikerahkan di Yerusalem dan Lod, sebuah kota di Israel tengah dengan populasi campuran Yahudi dan Palestina.
Israel telah melepaskan serangan udara yang jarang terjadi di Lebanon dan membombardir Jalur Gaza pada hari Jumat pagi, tetapi di kemudian hari ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak berusaha untuk menjaga permusuhan di perbatasan. Pertempuran mereda setelah subuh, dan salat Dzuhur di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, titik nyala kekerasan dalam beberapa hari terakhir, berlalu dengan damai.
Putaran kekerasan meletus setelah polisi Israel menggrebeg masjid awal pekan ini, memicu kerusuhan di ibu kota yang diperebutkan dan kemarahan di seluruh dunia Arab. Militan menembakkan rentetan roket yang luar biasa besar ke Israel dari Lebanon selatan pada hari Kamis, beberapa kekerasan lintas batas terberat dan paling serius sejak perang Israel 2006 dengan militan Hizbullah Libanon, serta dari Gaza.
Dalam tabrakan mobil di Tel Aviv hari Jumat (7/4) malam, tersangka penyerang menabrakkan kendaraannya ke sekelompok warga sipil di dekat taman pantai yang populer, kata polisi. Layanan penyelamatan Israel mengatakan seorang pria Italia berusia 30 tahun tewas, sementara lima turis Inggris dan Italia lainnya, termasuk seorang pria berusia 74 tahun dan seorang gadis berusia 17 tahun, menerima perawatan medis untuk luka ringan hingga sedang.
Polisi mengatakan mereka menembak dan membunuh pengemudi mobil tersebut dan mengidentifikasi dia sebagai seorang warga Palestina Israel berusia 45 tahun dari desa Kafr Qassem.
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan mobil tersebut meluncur di sepanjang trotoar sejauh beberapa ratus meter sebelum menabrak tak terkendali.
Kantor Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyatakan "kedekatan dengan keluarga korban" dan "solidaritas dengan Israel untuk serangan keji itu." Dia mengidentifikasi pria yang terbunuh sebagai Alessandro Parini dari Roma.
Sementara itu, penembakan di Tepi Barat menewaskan dua saudara perempuan, yang berusia 20-an, dan melukai serius ibu mereka yang berusia 45 tahun di dekat pemukiman Israel di Lembah Yordan, kata pejabat Israel dan Inggris. Keluarga itu tinggal di pemukiman Efrat, dekat kota Bethlehem Palestina, kata Oded Revivi, walikota pemukiman itu.
Petugas medis mengatakan mereka menyeret perempuan tak sadarkan diri dari mobil mereka yang hancur, yang tampaknya telah didorong keluar dari jalan.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan itu. Namun kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza memuji kedua insiden tersebut sebagai pembalasan atas serangan Israel awal pekan ini di masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam. Pada hari Selasa, polisi menangkap dan memukuli ratusan warga Palestina di sana, yang membalas dengan melemparkan batu dan petasan ke petugas.
Serangan udara hari Jumat di negara tetangga Libanon menargetkan situs militan Hamas, kata militer Israel, menuduh kelompok itu menembakkan hampir tiga lusin roket yang menghantam daerah terbuka dan kota-kota di Israel utara pada hari Kamis.
Tidak ada laporan tentang korban serius dari serangan udara itu, tetapi beberapa orang di kota Qalili, Lebanon selatan, termasuk pengungsi Suriah, mengatakan mereka terluka ringan. “Saya segera mengumpulkan istri dan anak-anak saya dan mengeluarkan mereka dari rumah,” kata warga Qalili Bilal Suleiman, yang tersentak bangun akibat ledakan bom tersebut.
Di Jalur Gaza, militer Israel menggempur apa yang dikatakannya sebagai tempat produksi senjata Hamas dan terowongan bawah tanah. Sebuah rumah sakit anak-anak di Kota Gaza termasuk di antara lokasi yang mengalami kerusakan, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Setelah serangan balasan, warga Israel yang tinggal di sepanjang perbatasan selatan kembali ke rumah dari tempat perlindungan bom. Sebagian besar rudal yang berhasil menyeberang ke wilayah Israel menghantam area terbuka, tetapi satu mendarat di kota Sderot, mengirimkan pecahan peluru yang merusak sebuah rumah. Tidak ada laporan korban di kedua sisi perbatasan selatan.
Militer Israel mengatakan semua orang ingin menghindari konflik besar-besaran. “Tenang akan dijawab dengan tenang,” kata juru bicara Letnan Kolonel Richard Hecht. Seorang pejabat Qatar, berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan emirat sedang menengahi. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...