Kekerasan Seksual yang Meningkat di Jabar Tak Boleh Dibiarkan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI, Sodik Mudjahid, berpendapat angka kekerasan seksual yang meningkat terus jumlah dan kualitasnya di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat tidak boleh dibiarkan.
“Kita harus melakukan upaya serius seperti gerakan antipornografi," kata Sodik, saat dihubungi satuharapan.com, di Jakarta, hari Kamis (4/8).
Selain itu, kata Sodik, pemerintah juga harus menyosialisasikan gerakan anti minuman keras sebagai salah satu pendorong terjadinya kekerasan seksual. “Gerakan pengamanan oleh masyarakat di level RT/RW dan gerakan pengamanan di tempat-tempat rawan, proses edukasi anti kekerasan seksual di keluarga, sekolah masjid, madrasah, gereja dan lain-lain, perlu terus dilakukan," kata dia.
Pendapat Sodik tersebut terkait dengan sebuah studi yang menyatakan hampir semua korban pemerkosaan di Indonesia takut melaporkan ke polisi karena khwatir stigma masyarakat. Korban pemerkosaan cenderung bungkam, karena rasa malu atau tekanan sosial, kata Sodik. Pemerintah tidak usah membangun pusat pengaduan untuk korban pemerkosaan, namun harus intensifkan penyuluhan dan mempermudah masyarakat melakukan pengaduan.
“Tidak usah membangun lembaga baru, tapi intensifkan penyuluhan untuk mengubah budaya tadi dan mempermudah orang melakukan pengaduan," kata dia.
Sebelumnya, diberitakan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Jawa Barat, dalam setiap bulan 17 perempuan di Jawa Barat mengalami pelecehan seksual. Kabupaten Bandung dan Bandung Barat menjadi daerah yang mencatat kasus kekerasan seksual tertinggi.
“Angka kekerasan seksual meningkat terus jumlah dan kualitasnya termasuk di Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbanyak, pemerintah harus serius menanganinya," kata politisi Partai Gerindra Dapil Jawa Barat I ini.
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...