Kekerasan Terhadap Kristen Kian Intensif di Berbagai Negara Dunia
CALIFORNIA, SATUHARAPAN.COM – Tindak kekerasan terhadap umat Kristen semakin menyebar dan intensif di berbagai negara di dunia.
“Tingkat pengucilan, diskriminasi dan kekerasan terhadap umat Kristen belum pernah terjadi sebelumnya, dan semakin menyebar dan makin intensif,” kata David Curry, CEO Open Doors USA di Santa Ana, California, Amerika Serikat, seperti diberitakan Baptist Press, hari Selasa (19/1).
"Orang Kristen memiliki kerinduan tinggal di negara asal mereka, namun dipaksa untuk meninggalkan kehidupan mereka dan terlebih adalah kehidupan anak-anak mereka. Data The 2016 Open Doors World Watch List menunjukkan bahwa penganiayaan bukan hanya masalah Kristen, itu masalah global,” kata David.
Open Doors USA seperti diberitakan opendoorsusa.org adalah organisasi non-profit yang berfokus pada melayani orang-orang Kristen yang dianiaya di lebih dari 60 negara melalui pembangunan pusat studi Alkitab, distribusi Alkitab, pelatihan penginjilan, distribusi literatur Kristen, pengajaran dan seminar, restorasi Komunitas Kristen, membangun kembali gereja dan rumah-rumah, sosial dan dukungan ekonomi, dukungan bagi umat Kristen yang dianiaya.
Laporan Open Doors secara khusus menyoroti Timur Tengah dan sub-Sahara Afrika sebagai wilayah dengan jumlah penganiayaan yang meningkat dan mirip dengan pembersihan etnis.
Dalam daftar yang dikeluarkan Open Doors World Watch List 2016 Korea Utara menempati tempat pertama dalam 14 tahun berturut-turut sebagai negara paling berbahaya bagi orang Kristen.
Open Doors merilis daftar pengamatan tahunan tentang ketidakadilan terhadap Kristen di 50 negara. Tahun ini sepuluh negara dengan tingkat penganiayaan terhadap umat Kristen tertinggi antara lain Korea Utara, Irak, Eritrea, Afghanistan, Suriah, Pakistan, Somalia, Sudan, Iran, dan Libya.
Menurut laporan Open Doors itu, lebih dari 7.000 orang Kristen tewas di seluruh dunia dalam rentang waktu satu tahun dengan alasan keimanan. "Ini tidak termasuk di Korea Utara, dan beberapa di Suriah dan Irak, di mana catatan yang akurat tidak ada," kata laporan itu.
Laporan itu menambahkan Lebih dari 2.400 gereja diserang atau rusak, yang lebih dari dua kali lipat jumlah dari daftar tahun lalu.
Pada 2015, Open Doors melaporkan, konflik dan penindasan terus mendorong perpindahan massal di Timur Tengah, dan memaksa 12,5 juta jiwa mengungsi di seluruh wilayah.
"Lebih dari 1 juta migran melakukan perjalanan dari Afrika dan Timur Tengah ke Eropa dengan harapan hidup yang lebih aman dan lebih baik," kata laporan itu.
"Dalam catatan kami (Open Doors) di kota Kristen terbesar di Suriah, Aleppo, populasi Kristen telah berkurang dari 400.000 menjadi hanya 60.000 jiwa. Banyak pengungsi Suriah telah memberikan harapan bisa kembali ke tanah air mereka yang dilanda perang,” kata laporan itu.
David Curry menyebut laporan ini mendefinisikan penganiayaan Kristen sebagai bentuk permusuhan yang dilakukan sebuah negara kepada seseorang akibat dari identifikasi seseorang dengan Kristus. “Contohnya penjara, penyiksaan, pemenggalan, pemerkosaan, dan kehilangan rumah dan aset,” kata David.
(bpnews.net/ opendoorsusa.org/ worldwatchlist.us)
N. Korea tops persecution list for 14th year. Persecution increases worldwide, report says https://t.co/uOi9fw0gcE
— Baptist Press (@baptistpress) January 19, 2016
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...