Kekeringan Parah Landa Tunisia, Pasokan Air ke Warga Diputus
TUNIS, SATUHARAPAN.COM-Tunisia akan memutus pasokan air ke warga selama tujuh jam semalam sebagai tanggapan atas kekeringan terburuk di negara itu, kata perusahaan distribusi air negara SONEDE dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (31/3).
Kementerian pertanian negara itu sebelumnya memberlakukan sistem kuota untuk air minum dan melarang penggunaannya dalam pertanian hingga 30 September, karena negara itu berjuang melawan kekeringan yang sekarang memasuki tahun keempat.
SONEDE mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa air akan diputus setiap hari dari jam 21:00 malam sampai jam 04:00 pagi, dengan segera berlaku.
Mosbah Hlali, ketuanya, mengatakan kekeringan di negara itu belum pernah terjadi sebelumnya karena kelangkaan hujan selama empat tahun berturut-turut, dan meminta warga Tunisia untuk memahami keputusan yang dikaitkan dengan perubahan iklim.
Tunisia mencatat penurunan kapasitas bendungannya menjadi sekitar satu miliar meter kubik, atau 30 persen dari maksimum, kata pejabat senior kementerian pertanian Hamadi Habib.
Kementerian pertanian juga telah melarang penggunaan air minum untuk mencuci mobil, menyiram area hijau dan membersihkan jalan serta tempat umum. Pelanggar menghadapi denda dan penjara untuk jangka waktu antara enam hari sampai enam bulan.
Penduduk mengatakan pihak berwenang Tunisia telah memotong air minum pada malam hari di beberapa daerah ibu kota dan kota-kota lain selama dua pekan terakhir dalam upaya untuk memotong konsumsi, sebuah langkah yang telah memicu kemarahan yang meluas.
Keputusan baru tersebut mengancam akan memicu ketegangan sosial di negara yang rakyatnya menderita karena layanan publik yang buruk, inflasi tinggi, dan ekonomi yang lemah.
Bendungan Sidi Salem di utara negara itu, penyedia utama air minum ke beberapa daerah, telah menurun menjadi hanya 16 persen dari kapasitas maksimumnya sebesar 580 juta meter kubik, angka resmi menunjukkan.
Panen biji-bijian Tunisia akan menjadi "bencana", dengan panen yang dilanda kekeringan menurun menjadi 200.000-250.000 ton tahun ini dari 750.000 ton pada tahun 2022, kata pejabat serikat petani senior Mohamed Rjaibia kepada Reuters, Kamis. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...