Kelembak, Obat Tradisional Tiongkok
SATUHARAPAN.COM - Ingat kelembak, ingat rokok klembak menyan. Rokok dengan campuran kelembak yang menimbulkan bau asap khas menyengat itu acap kita jumpai jika berjalan-jalan di daerah pedesaan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Purworejo, Jawa Tengah, termasuk salah satu penghasil rokok kretek klembak menyan yang terkenal, dengan sentranya di Desa Jono, Kecamatan Bayan.
Kelembak atau klembak dihasilkan dari tumbuhan bernama sama. Nama ilmiahnya Rheum officinale L., dari suku Polygonaceae. Tumbuhan ini dimasukkan ke dalam tumbuhan penghasil bahan obat dan wangi-wangian. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya. Akar kelembak itulah yang menjadi komponen dalam rokok klembak menyan.
Kelembak termasuk bahan penting dalam tradisi pengobatan Tionghoa. Warga Indian di Amerika Utara juga memanfaatkan tumbuhan ini sebagai bagian dari pengobatan.
Sesuai dengan namanya dalam bahasa Inggris, chinese rhubarb, atau tibetan rhubarb, tumbuhan ini adalah tumbuhan asli Tiongkok.
Kelembak, mengutip deskripsi dari wanrintek.ristekdikti.go.id, merupakan tumbuhan semak tahunan, berakar tunggang. Tingginya dapat mencapai 30 – 100 cm. Batangnya pendek, berwarna cokelat.
Daunnya adalah daun tunggal, berbentuk bulat telur, dengan ujung meruncing. Tepi daunnya rata, pangkal daunnya memeluk batang, panjang 20 – 40 cm dan lebar 10 – 30 cm.
Bunganya bunga majemuk berkelamin dua atau tunggal. Bunganya bergabung menjadi malai yang bercabang-cabang. Kelembak memiliki enam helai mahkota yang etrsususn dalam lingkaran, memiliki sembilan benang sari. Kepala putiknya bertesktur tebal, berwarna putih kehijauan. Bakal buahnya berbentuk segi tiga, dengan tangkai putik yang melengkung.
Buah kelembak berbentuk seperti padi, bulat telur, berwarna merah, bersayap tiga.
Tumbuhan kelembak menyukai daerah berhawa dingin. Di Indonesia, tumbuhan ini banyak ditanam di di Dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Manfaat dan Khasiat Kelembak
Selain identik dengan rokok, kelembak sejak lama dijadikan campuran dalam pembuatan jamu. Mengutip dari Wikipedia, kelembak memiliki khasiat obat sebagai laksatif (pencahar).
Mengutip situs wanrintek.ristekdikti.go.id, kelembak memiliki kandungan kimia flavonoida pada akar dan daun. Pada akar, ditemukan kandungan glikosida dan saponin, sementara pada daun mengandung polifenol.
Dalam pengobatan Tionghoa, kelembak dinamakan yào yòng dà huáng. Akar dan batangnya dipakai untuk mengobati sembelit (konstipasi), dan membantu mengatasi penggumpalan darah dan nanah. Orang Indian Amerika Utara juga memanfaatkannya sebagai bagian pengobatan herbal yang dinamakan essiac tea.
Di Tiongkok pula, kelembak secara tradisional digunakan dalam pengobatan gangguan ginjal. Namun, penelitian modern belum menemukan hasil yang menggembirakan.
Kelembak juga diketahui mengandung bahan yang aktif dalam pengobatan hepatitis B. Sayangnya, penelitian-penelitian ilmiah belum berhasil menemukan hasil menggembirakan yang mendukungnya. Namun demikian, diperlukan penelitian lanjutan mengingat ada harapan jika mengombinasikannya dengan interferon.
Angri Magrina, dalam studi “Pembuatan Ekstrak Kering Ramuan Anti Hiperlipidemia dari Infusa Campuran Akar Kelembak, Daun Jati Belanda, Daun Kemuning, Herba Meniran, Rimpang Kunyit dan Rimpang Temulawak dengan Pengering Laktosa”, menyebutkan kelembak dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Dalam studi untuk skripsi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di bawah bimbingan Prof Dr Suwijiyo Pramono DEA Apt itu ia menyebutkan campuran tanaman itu bisa digunakan untuk membantu mengobati hiperlipidemia. Pengobatan dengan ramuan itu mempunyai parameter yang berkaitan dengan pendekatan holistik untuk efek promotif dan preventif, dan parameter yang terkait dengan efek kuratif ramuan.
Namun, rasa pahit yang ditimbulkan dari ramuan itu menyebabkan berkurangnya minat masyarakat terhadap pengobatan tradisional. Penelitian ditujukan untuk mengubah ramuan tradisional dalam bentuk infusa menjadi ekstrak kering tanpa mengurangi kandungan senyawa dalam ramuan.
Selain akar, daun kelembak juga memberikan manfaat. Dari situs Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, dkp.jatengprov.go.id, penggal awal Juli 2016, dapat dibaca kelembak yang banyak ditanam di daerah dingin, daunnya dimanfaatkan dalam penanganan penyakit pada ikan yang disebabkan oleh bakteri.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Patologi Balai Penelitian Pengembangan Budidaya Air Tawar Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan kandungan aktif yang terdapat di dalam daun kelembak adalah flavonoid, glikosida, dan saponin. Kandungan aktif tersebut ternyata mampu membunuh bakteri Flexibacter columnaris, penyebab penyakit rontok insang ikan.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...