Kelola Goa Pindul Pendapatan Warga Setempat Naik 40 Persen
“Kini mata pencaharian masyarakat terpusat di sini.”
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wisata alam Goa Pindul, Yogyakarta yang akhir-akhir ini tengah naik daun telah memberi dampak peningkatan kesejahteraan yang cukup signifikan bagi warga sekitar.
Sejak dikelola menjadi objek wisata pada 2009, hingga kini rata-rata pendapatan masyarakat per bulan naik 40 persen.
“Kini mata pencaharian masyarakat terpusat di sini,” kata Waluyo, staf Informasi dan Komunikasi Sekretariat Panca Wisata Goa Pindul yang ditemu satuharapan.com di area wisata Goa Pindul, Gunungkidul, Yogyakarta pada Minggu (9/11) siang.
Menurut catatan statistik, kurang lebih sebanyak 350 warga diberdayakan di tujuh sekretariat untuk menjadi pemandu dan pengelola objek wisata tersebut. Sementara ratusan warga lainnya diberi peluang membuka usaha mandiri, seperti membuka rumah makan, menjual oleh-oleh, menyewakan toilet, dan menyediakan homestay. Selain itu, warga juga diberi peluang membuka usaha kelompok, seperti jasa parkir.
“Masyarakat, khususnya anak muda direkrut untuk ikut mengelola Goa Pindul. Ini cara untuk meminimalisasi pengangguran,” ujarnya.
Setidaknya pengelolaan goa Pindul ini telah menyerap tenaga kerja dari 8 hingga 10 dusun di Desa Bejiharjo.
“Dulu ekonomi kami kurang, tapi ada peningkatan setelah wisata ini dikelola. Pendapatan kami di atas satu juta padahal dulu jauh dari angka itu,” ujar Waluyo.
Netizen yang Persuasif
Sebelum Goa Pindul dibuka untuk umum, kata Waluyo, beberapa warga telah berinisiatif untuk merenovasi tempat itu. Awal menyadang gelar objek wisata, pengunjung Goa Pindul hanya mencapai angka puluhan. Akan tetapi, sejak adanya bantuan publikasi oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut pada 2011, Goa Pindul berangsur-angsur mulai naik daun, ujar Waluyo.
Netizen mulai mengunggah gambar-gambar Goa Pindul yang kemudian ramai dibicarakan di media sosial. Mereka secara persuasif menarik masyarakat untuk mengunjungi lokasi wisata ini.
Saat ini, Waluyo mengatakan sekretariat Panca Wisata mendapat kunjungan dari wisatawan sebanyak 2500 orang atau kurang lebih 50 bus setiap akhir pekan. Di hari-hari efektif, Senin sampai Jumat jumlah pengunjung mencapai 10 bus per hari.
“Ini hanya di satu sekretariat. Karena ada tujuh sekretariat, berarti 50 bus kali tujuh tiap weekend,” Waluyo menjelaskan.
Diakuinya, Pindul di dua tahun terakhir ini memang sangat eksis berselancar di dunia maya.
“Itu berkat netizen dan pencetus pertamanya, yaitu sekretariat Dewa Bejo,” kata Waluyo.
Tidak ada pengelola dari luar daerah. Kami memang ingin memberdayakan masyarakat sekitar. Dulu ada mahasiswa KKN UGM yang membantu mempublikasikan.
Ada banyak sekali kios yang kini dibuka oleh masyarakat.
Sementara ini, pengelolaan dari desa. Kontribusi pemerintah sebatas perizinan dan pengamanan.
Sementara itu, Waluyo mengaku sampai saat ini belum ada bantuan dana dari instansi pemerintah atau swasta untuk mengelola tempat wisata tersebut.
“Kami (sekretariat Panca Wisata) berjuang sendiri, belum ada respons dari pemerintah atau instansi lainnya. Kami berharap ada bantuan dari berbagai pihak untuk turut mengembangkan karena kami baru merangkak, belum berdiri apalagi berjalan,” Waluyo memungkasi.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...