Kelompok Ateis Galang Dana untuk Aksi Kemanusiaan Barakat
NORT CAROLINA, SATUHARAPAN.COM – Kelompok ateis dan orang tidak percaya lainnya telah mengelola kamp untuk menggalang dana sebesar US$ 20.000 untuk mendukung program amal salah satu dari tiga mahasiswa Muslim yang dibunuh di North Carolina pekan lalu. Mereka diduga dibunuh oleh seorang pria yang memendam sentimen anti-teis.
Salah satu korban, Deah Shaddy Barakat, 23 tahun, adalah seorang mahasiswa pascasarjana kedokteran gigi di University of North Carolina. Dia berencana pergi untuk bantuan kemanusiaan atas nama Syrian American Medical Society (SAMS) Foundation ke kamp-kamp pengungsi Suriah.
Dia ditembak bersama istrinya, Yusor Mohammad Abu-Salha, 21 tahun, dan adik iparnya, Razan Mohammad Abu-Salha, 19 tahun. Polisi mengatakan kemungkinan pembunuhan itu dimulai dari sebuah sengketa parkir.
Kasus pembunuhan Barakat itu diangkat oleh kelompok ateis, humanis dan kelompok orang tidak percaya lain dengan mengumpulkan dana untuk SAMS, atas namanya. Sejaun ini kelompok tersebut mengumpulkan sekitar US$ 20.125 dalam sepekan setelah pembunuhan itu pada tanggal 10 Februari lalu.
"Kami sangat senang dengan respons masyarakat," kata Dale McGowan, direktur eksekutif Foundation Beyond Belief, sebuah organisasi humanis yang menggalang dana bantuan dari kalangan orang yang tidak percaya. "Ini adalah tentang respons kami untuk mengumpulkan bantuan bagi korban bencana."
Pada hari Selasa (17/2), kampanye penggalangan dana yang bersumber dari oran-orang yang bersimpati pada Barakat telah mengumpulkan hampir US$ 450.000. Padahal tujuannya semulai hanya US$ 20.000.
Ide Foundation Beyond Belief pengumpulan dana berasal dari Todd Stiefel, seorang aktivis humanis dan dermawan yang tinggal di daerah Chapel Hill. McGowan mengatakan, dia dan Stiefel berbicara setelah kasus penembakan itu mengeksplorasi bagaimana ateis dan masyarakat humanis harus merespons.
Orang yang dituduh dalam pembunuhan itu, Craig Stephen Hicks, 46 tahun, dilaporkan membuat banyak pernyataan anti-teistik kepada keluarga dan tetangga, dan memiliki link ke website ateis populer di halaman Facebook-nya.
"Salah satu hal yang saya pikir ditangani tentang pandangan masyarakat dunia... adalah apa yang harus dilakukan ketika sebagian dari komunitas Anda melakukan sesuatu yang tidak manusiawi atau kekerasan, sesuatu yang tidak mencerminkan nilai-nilai Anda sebagai anggota komunitas itu," kata McGowan.
"Kami ingin mengatakan orang ini mungkin menjadi ateis, tapi masyarakat ateisyang sesungguhnya tidak melakukan tindakan ini, dan kami ingin membuat jelas bahwa kita mengenali korban sebagai korban, dan membuat gerakan penyembuhan," kata dia.
Sebelum kematiannya, Barakat merekam video untuk mengumpulkan sumbangan untuk proyek SAMS yang disebut sebagai "Refugee Smiles." Diamengumumkan niatnya perki ke Turki dengan SAMS pada musim panas ini untuk program perawatan gigi bagi pengungsi Suriah, terutama anak-anak. Dia mencari sumbangan untuk pasta gigi, sikat gigi dan perlengkapan gigi lainnya.
Yang medorong dilakukannya penggalangan dana untuk SAMS, adalah hal yang alami, kata McGowan. "Rasanya seperti kami bisa membuat sesuatu yang baik dari peristiwa mengerikan ini," katanya. (RSN)
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...