Kelompok Sparatis Pakistan Ancam Lakukan Serangan ke Sasaran China
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Kelompok separatis Pakistan, hari Rabu (27/4), memperingatkan serangan-serangan yang lebih mematikan terhadap sasaran-sasaran China, sehari setelah seorang perempuan pengebom bunuh diri menewaskan empat orang, termasuk tiga guru yang ditugaskan dari Beijing.
Tentara Pembebasan Baloch, salah satu dari beberapa kelompok yang berjuang untuk kemerdekaan di provinsi terbesar Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas ledakan pada hari Selasa, dengan mengatakan itu adalah pertama kalinya seorang perempuan "mengorbankan diri" untuk kelompok itu.
Warga negara dan kepentingan China secara teratur menjadi sasaran separatis di Balochistan, di mana Beijing terlibat dalam proyek pertambangan dan energi yang menguntungkan.
“Ratusan anggota Brigade Majeed, Tentara Pembebasan Baloch, pria dan wanita yang sangat terlatih siap melakukan serangan mematikan di bagian mana pun di Balochistan dan Pakistan,” kata juru bicara Jeeyand Baloch dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan dalam bahasa Inggris.
Dia mengancam Beijing dengan serangan “bahkan lebih keras” kecuali negara tetangga menghentikan “proyek eksploitasi” dan “pendudukan di negara Pakistan.”
Tiga guru China dan seorang sopir Pakistan tewas di dekat gerbang Institut Konfusius di Universitas Karachi, ketika pembom meledakkan bahan peledak di sebelah minibus mereka.
Seorang pejabat keamanan di universitas mengatakan kepada AFP bahwa dia sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan tentang keselamatan 15 staf China di kampus.
"Laporan muncul pada bulan Februari bahwa serangan mungkin dilakukan di kampus," kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya itu kepada AFP.
Pembom bernama Shaari Baloch, 30 tahun, seorang ibu yang sudah menikah, dan memiliki seorang gadis berusia delapan tahun dan anak laki-laki berusia empat tahun, kata BLA, menambahkan bahwa dia adalah seorang guru sains yang sedang belajar untuk gelar master. Polisi mengkonfirmasi detailnya.
Serangan bunuh diri oleh perempuan sangat jarang terjadi di Pakistan, dilaporkan hanya empat kali dalam beberapa tahun terakhir.
Kementerian Luar Negeri China mendesak Pakistan untuk memastikan keamanan semua warga negara dan kepentingan China di negara itu dan untuk meluncurkan penyelidikan penuh. Juga menyarankan warga untuk “mengambil tindakan pencegahan yang ketat, dan tidak keluar kecuali jika perlu.”
China sedang meningkatkan jaringan energi dan infrastruktur sebagai bagian dari program senilai US$ 54 miliar yang dikenal sebagai Koridor Ekonomi China-Pakistan, dengan kedua negara waspada terhadap ancaman keamanan terhadap proyek tersebut.
Pada April 2021 sebuah serangan bom bunuh diri di sebuah hotel mewah yang ditempati duta besar China di Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya. Duta besar tidak terluka dalam serangan yang diklaim oleh Taliban Pakistan.
Pada Juli tahun lalu, sebuah bus yang membawa para insinyur ke lokasi konstruksi di dekat sebuah bendungan di Pakistan barat laut dihantam bom, menewaskan 13 orang termasuk sembilan pekerja China.
Serangan itu, yang tidak diklaim, merusak hubungan antara Islamabad dan Beijing, dan Pakistan kemudian membayar jutaan dolar sebagai kompensasi kepada keluarga para pekerja China yang tewas. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...