Keluarga Menjadi Pengharapan Utama Generasi Muda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Keluarga masih menjadi harapan utama bagi anak-anak dan orang muda pada dewasa ini, bukan untuk memiliki telepon genggam yang berteknologi tinggi, bukan pula uang untuk mengatasi kebutuhan sehari-hari mereka. Keluarga yang harmonis adalah harapan generasi muda di tengah perubahan dunia.
”Ada lima hal yang selalu muncul mengenai pengharapan dan yang menjadi kehilangan pengharapan bagi anak-anak dan generasi muda. Apakah untuk memiliki telepon genggam atau tidak? Apakah uang? Itu memang disebut, namun nomor satu, yang disebut mereka pertama-tama adalah keluarga. Itu yang paling penting menjadi pengharapan mereka,” kata Direktur Scripture Union (SU) Internasional, Janet Morgan ketika memaparkan hasil penilitian tim mereka terhadap 123 kelompok dan lebih dari 1.650 anak dan orang muda di seluruh dunia.
”Yang menjadi pengharapan paling penting adalah keluarga, keluarga yang dekat, yang saling mencintai, dan yang utuh. Mereka ingin ’ayah dan ibunya bersama’,” ujar Janet Morgan, dalam acara Partner Gathering, bertemakan ”God’s Mission in Changing World,” yang diselenggarakan SU Indonesia, di Gedung Pertemuan Gereja Isa Almasih, Jakarta Pusat, pada Sabtu (22/6).
”Iman juga penting, mereka ingin bahagia. Uang memang juga penting, tapi mereka berpikir uang itu hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka ingin memiliki banyak teman. Mereka ingin mendapatkan pendidikan, terdidik, dan mendapatkan kedamaian; kedamaian dalam keluarga, perdamaian dalam pertemanan dan perdamaian dunia. Mereka tidak ingin memiliki kekawatiran dalam hal kemiskinan dan sakit-penyakit,” kata Janet Morgan, didampingi penerjemah bahasa.
”Di Afrika Selatan, mereka memiliki pengharapan untuk memiliki rumah yang baik, tidak ada preman, mereka juga menginginkan agar supir taksi itu baik, karena di Afrika itu supir taksi kurang baik,” kata Janet menyebutkan satu contoh pengharapan anak-anak di Afrika.
Dalam kesempatan itu, Janet Morgan juga menyebutkan hasil penelitian mereka di Indonesia. ”Dari kelompok anak-anak miskin, mereka membicarakan kebutuhannya akan uang, supaya mereka tidak miskin. Mereka juga berharap agar mendapatkan pendidikan supaya dapat keluar dari kemiskinan itu, mereka tidak ingin miskin lagi, itu yang paling berpengharapan bagi mereka,” ujarnya.
“SU ada di 120 negara, tujuannya satu, supaya firman Tuhan, kabar baik-Nya itu, diketahui oleh anak-anak dan orang dewasa. Dan kita mau setiap orang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan,” kata Janet Morgan, yang baru pertama kali mengunjungi Indonesia.
Menurut Ketua Pengurus SU Indonesia, Vivi W. Handoyo, acara Partner Gathering ini diadakan untuk membagikan pengalaman kegiatan yang terlaksana dalam setahun belakang ini, sekaligus menjalin kerjasama dengan para partner, donatur dan pelayan SU di Indonesia yang telah mendukung karya mereka.
SU Indonesia adalah badan antargereja, namun tidak mendirikan gereja, yang menyediakan tenaga pembina, dan program-program pembinaan, yang berprisip pada pemahaman iman yang bersumberkan Alkitab, dan meneruskan kredo dan konfesi historis yang ada. Singkatnya, menjadi hamba dari Mempelai Kristus (Gereja). Rincian karya dan dukungan pelayanan dapat dilihat lebih lengkap pada situs su-indonesia.org dan ppa.or.id
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...