Keluarga Minta Jasad Bernard yang Dipenggal Abu Sayyaf Dipulangkan
KUCHING, SATUHARAPAN.COM - Keluarga Bernard Then, warga Malaysia yang dipenggal oleh kelompok ekstremis Islam, Abu Sayyaf, di Filipina, mengharapkan jasad anggota keluarga mereka itu dipulangkan ke Malaysia agar dapat dimakamkan sebagaimana layaknya.
"Yang paling penting adalah untuk membawa kembali jenazahnya. Kami sangat berharap pemerintah Malaysia dan Filipina akan mempercepat pemulangan sehingga kami dapat melakukan ritual akhir, "kata adik Bernard Then, Sharon, sebagaimana dikutip oleh thestar.com.my., Kamis, 19 Mei.
Suasana muram tampak di rumah keluarga Bernard di Jalan Satok, Kuching, Malaysia, setelah berita pemenggalan dirinya tersiar. Orang tua dan saudara-saudaranya datang berkumpul untuk saling menghibur satu sama lain.
Sharon berharap, keberadaan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak di Manila untuk pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), ia berharap dapat mendorong pencarian dan pemulangan jenazah kakaknya lebih cepat.
Berbicara sambil menangis, dia mengatakan, keluarga ingin tahu bagaimana dan mengapa Bernard dibunuh.
"Saat ini kami tidak banyak bicara. Kami masih sangat gelisah. Kami tidak berada dalam kerangka berpikir yang benar untuk berbicara, "kata dia.
Saudaranya yang lain, Christopher, mengatakan keluarga diberitahu tentang kematian Bernard pada hari Selasa (17/11).
"Untuk 188 hari terakhir kami menanti dengan harapan. Dengan berita menakutkan ini, kami terus berdoa untuk kedamaian kekal jiwanya. Semoga ia beristirahat dalam damai."
"Kami meminta kami diberi privasi untuk berkabung," kata dia.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, kerabat, simpatisan untuk doa-doa mereka, pikiran dan dukungan selama beberapa bulan terakhir.
Ayah Bernard, John, mengatakan anaknya itu adalah anak yang berbakti.
"Dia sangat patuh, anak yang baik. Meskipun ia bekerja di Kuala Lumpur, dia sering menelepon kami, sering bertanya apa yang sedang kami kerjakan."
"Ketika berita penculikan itu datang, kami bingung," kata John, menambahkan bahwa terakhir ia berbicara kepada Bernard ketika ia tiba di Sandakan untuk liburan, sehari sebelum penculikan itu.
"Saya meneleponnya malam hari. Dia mengatakan dia sedang menunggu beberapa teman untuk makan malam. Saya memintanya untuk berhati-hati dan dia bilang oke, "kata John.
Seorang tetangga, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan dia tahu Bernard anak yang sangat penolong.
"Dia pergi melanjutkan studinya di Kuala Lumpur tapi setiap kali dia pulang, dia akan menyapa saya jika dia melihat saya," katanya, seraya menambahkan bahwa ia terkejut dengan berita penculikan dan pembunuhan.
Ketua Menteri, Tan Sri Adenan Satem, mengutuk pembunuhan Bernard dan menyerukan keadilan, serta menambahkan bahwa pemerintah negara bagian akan memberikan bantuan kepada keluarga.
Dia disebut memimpin hening cipta selama satu menit sebelum dilaksanakannya sebuah perayaan di Borneo Convention Centre Kuching.
Bernard Then dan seorang wanita diculik pada bulan Mei di negara bagian Sabah, Malaysia, dan kemudian dibawa ke Pulau Jolo di Filipina selatan.
Wanita tersebut dibebaskan minggu lalu setelah perundingan antara penculik dan pemerintah berjalan untuk membebaskan keduanya.
Editor : Eben E. Siadari
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...