Kemang, Kekayaan Hayati yang Kian Langka
SATUHARAPAN.COM – Menyebut “kemang”, akan mengingatkan kita pada kawasan tempat nongkrong di Jakarta Selatan yang juga dijuluki “Bali”-nya Jakarta. Modernisasi yang melanda kawasan yang banyak dihuni ekspatriat itu pada dekade 90 menyebabkan kafe-kafe, restoran, toko mebel antik, toserba, dan tempat hiburan lain bermunculan.
Nama kemang untuk kawasan itu, merujuk pada tulisan Rachmat Hidayat di jakarta.go.id, memang diambil dari pohon kemang, yang dulu banyak dijumpai di kawasan itu.
Kemang adalah pohon buah sejenis mangga dengan bau yang harum menusuk yang khas, dan rasa yang masam manis. Nama ilmiahnya Mangifera kemanga, Blume. Blume, lengkapnya Karl Ludwig von Blume (1796-1862), adalah ahli botani Jerman, yang mendeskripsikan sistematika tumbuhan kemang, pada 1850. Ia banyak melakukan penelitian flora di Asia selatan.
Ernawati Sinaga, dalam blog-nya, menggambarkan aroma daging buah kemang harum menyegarkan, sehingga sangat enak dibuat jus buah, atau dipotong-potong dijadikan campuran es buah. Banyak juga yang suka menambahkan irisan daging buah kemang ini ke dalam sambal, menambah rasa sedap. Baik disajikan sebagai sambal mentah, maupun diolah dengan terlebih dulu ditumis, sama lezatnya.
Daging buah kemang yang masih muda juga disukai sebagai bahan campuran rujak. Irisan daging buah kemang juga dapat diawetkan di dalam air garam. Asinan buah kemang ini tahan lama sampai berbulan-bulan, terutama jika disimpan di dalam kulkas. Asinan buah kemang dapat digunakan sebagai campuran sambal, apabila sedang tidak musim buah kemang.
Kemang berkerabat dekat dan sering kali dianggap sama dengan binjai, yang memiliki nama ilmiah Mangifera caesia. Beberapa pakar menganggap keduanya satu spesies berbeda varietas, tetapi beberapa pakar menyarankan untuk memisahkan kemang ke dalam jenis tersendiri.
Perbedaan kemang dan binjai di antaranya terletak pada helaian daun. Daun kemang hampir duduk (tanpa atau bertangkai amat pendek), dan tepi daun di pangkal menyempit dan melanjut. Malai bunga kemang lebih panjang (hingga sekitar 75 cm), lebih renggang, dan berisi lebih sedikit kuntum bunga.
Buah kemang yang masak, mengutip dari forestryinformation.wordpress.com, berwarna cokelat agak hijau kusam, berbincul di pangkalnya. Buah kemang yang muda dapat dimakan, berbeda dengan binjai, meskipun rasanya amat masam.
Selain buahnya, daun kemang yang masih muda (kuncup) juga digunakan untuk lalap dan kerap dihidangkan di rumah-makan Sunda.
Melihat potensi dan prospeknya, beberapa penelitian mulai dilakukan untuk kemungkinan pengembangannya selain dikonsumsi segar. Nur Fatikha Rahmi (1998), contohnya, seperti dimuat dalam repository.ipb.ac.id, melihat kemungkinan mengolahnya dalam bentuk puree buah dan aplikasinya pada dodol dan es krim. Kemang, menurutnya, adalah salah satu potensi tersembunyi dari kota Bogor yang belum tersentuh oleh industri pengolahan pangan. Mengingat prospeknya yang baik itulah ia mencoba kemungkinan diversifikasi berbagai hasil olahan buah kemang.
Penyebaran dan Khasiatnya sebagai Obat Herbal
Kemang, menurut tulisan Chiranjit Parmar (2013) seperti dapat dibaca di fruitipedia.com, adalah tumbuhan yang banyak ditemukan di Asia Tenggara. Kemang tumbuh alami di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.
Kemang juga banyak ditanam di Jawa Barat, terutama dekat Bogor. Pohon kemang tumbuh dengan baik di dataran rendah di bawah 400 meter di atas permukaan air laut, hingga ketinggian 800 meter. Jenis ini tahan terhadap genangan, dan sering kali didapati tumbuh dekat tepi sungai.
Kemang adalah tumbuhan pohon berbatang tegak dengan tinggi antara 20-40 m. Kulit batangnya berwarna abu-abu dan pecah-pecah.
Bunganya terdapat dalam malai, menyerupai bunga mangga yang tumbuh di ujung ranting. Warnanya ungu tua dengan bagian tepi berwarna putih.
Buah kemang berukuran besar, berbentuk seperti alpukat yang tidak simetris. Warna kulit buahnya kuning kecokelat-cokelatan dan baunya seperti bau terpentin. Daging buahnya berwarna kuning kotor, mengandung banyak cairan dan rasanya asam manis.
Tidak sulit mengembangbiakkan kemang, umumnya dengan cara mengecambahkan bijinya dan juga dengan cara sambung.
Manfaat dari buah kemang masih terus dieksplorasi para ahli. Tulisan di kompasiana.com menyebutkan kemang memiliki khasiat obat karena mengandung banyak vitamin yang baik untuk tubuh seperti vitamin C dan kandungan fosfor yang cukup tinggi sehingga bagus untuk pembentukan tulang.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...