Kemelut Ukraina: Upaya Khodorkovsky Cegah Pertumpahan Darah
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Mantan jutawan minyak Rusia, Mikhail Khodorkovsky (50), yang menghabiskan satu dekade di penjara Rusia, pada Senin (3/3) siap melakukan perjalanan ke Ukraina untuk membantu menyelesaikan konflik yang tengah berlangsung di sana.
“Saya nyatakan saya siap berangkat ke beberapa lokasi di Ukraina atas undangan dari tokoh yang bertanggung jawab guna membantu mencegah pertumpahan darah,” ujar Khodorkovsky, dalam sebuah pernyataan.
Pengusaha yang saat ini tinggal di hotel di Zurich, Swiss, setelah mendapat pengampunan dan dibebaskan dari penjara Desember lalu, mengatakan keyakinannya “kehadiran individu yang dikenal secara internasional dan independen di Ukraina pada saat ini, akan bisa membantu mencegah meningkatnya konflik”.
Komentarnya muncul ketika Ukraina, bekas negara yang bergabung dalam Uni Soviet itu, menuduh Rusia mengerahkan tentaranya ke wilayah Crimea, “semenanjung Laut Hitam yang strategis yang dipadati populasi etnik Rusia“ dan saat para pemimpin dunia menghadapi kebuntuan terburuk sejak Perang Dingin.
Khodorkovsky, yang pernah menjadi orang terkaya di Rusia, dipenjara pada 2003 atas dakwaan penipuan dan penggelapan pajak, yang dianggap para pendukungnya sebagai balas dendam Presiden Rusia Vladimir Putin terhadapnya karena mendanai oposisi dan mengkritik pemimpin Rusia tersebut secara terbuka.
“Akibat dari tindakan politisi yang tidak kompeten, kita berada di ambang perang sipil Ukraina,” ujar Khodorkovsky.
Dia juga memperingatkan, “banyak tragedi yang menimpa jutaan keluarga Rusia-Ukraina, dan konsekuensi ekstrem untuk situasi domestik bangsa kita dan masyarakat internasional.”
“Saya memiliki keluarga dan teman yang warga Ukraina. Sama seperti lainnya, bagi saya ini adalah urusan keluarga. (AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...