Kemenag Dukung dan Bantu Kemajuan Perguruan Tinggi Kristen
KUPANG, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa’adi, mengatakan, Kementerian Agama (Kemenag) mendorong dan memberikan dukungan untuk kemajuan Perguruan Tinggi Kristen. Dukungan diberikan dalam bentuk bantuan dan program guna memajukan bidang pendidikan agama, khususnya perguruan tinggi Kristen.
Itu disampaikan ketika membuka The 2nd International Conference on Christian and Interreligious Studies (The 2nd ICCIRS), di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (14/7). Wamenag hadir mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan menyampaikan Keynote Speech berjudul “Strengthening Christian Higher Education : Facing The Vision of Indonesia 2045”.
Forum The 2nd ICCIRS menghadirkan para akademisi dari Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (PTKK) dari Indonesia dan luar negeri ini dan berlangsung mulai 13-16 Juli 2023. Turut hadir mendampingi Wamenag, Dirjen Bimas Kristen, Jeane Marie Tulung. Hadir pula Wakil Gubernur NTT, Josef A Nae Soi, Ketua DPRD Prov. NTT, Emilia Nomleni, Rektor/Ketua PTKKN se-Indonesia, Kepala Biro, Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Kristen, Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Yakobus Oktavianus, serta pejabat daerah setempat.
Wamenang mengusulkan adanya upaya kolektif yang bertujuan untuk memajukan pengembangan Pendidikan Tinggi Agama Kristen, meningkatkan mutu, dan transformasi berkelanjutan.
Pertama, dengan meningkatkan signifikansi kajian dan publikasi ilmiah yang mencapai standar keunggulan yang tinggi. “Kita perlu terus mencermati dan mengubah kurikulum, serta meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan agar dapat melahirkan lulusan-lulusan yang siap menghadapi kesulitan dunia kerja nyata secara profesional, agar PTKK tetap mutakhir dan terdepan dalam menghadapi tuntutan masyarakat dan tantangan profesional,” kata Wamenag.
Kedua, meningkatkan kualitas dan reputasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini, dapat dilakukan dengan melakukan penelitian yang ketat dan memberikan layanan kepada individu yang memiliki potensi untuk memberikan kontribusi signifikan di berbagai domain.
“Kita juga perlu meningkatkan kerja sama antar berbagai institusi dan perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun global. Sangat penting dalam membina kerja sama yang bertujuan untuk mendorong dialog yang produktif dan merumuskan solusi yang efektif dan langgeng,” katanya.
Ketiga, pemanfaatan inovasi dan teknologi. Di era digital, perguruan tinggi Kristen harus memastikan agar tidak ketinggalan dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan, administrasi, dan penelitian.
“Investasi diperlukan untuk peningkatan infrastruktur teknologi, pengembangan platform pembelajaran daring, dan pemanfaatan teknologi dalam ranah pengelolaan data,” katanya.
Keempat, kolaborasi antara akademisi dan industri, serta masyarakat luas dan komunitas profesional. Kemitraan ini untuk meningkatkan relevansi program studi dan membekali mahasiswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk integrasi tenaga kerja, sangat penting untuk meningkatkan kolaborasi dengan industri dan masyarakat.
Kolaborasi dengan bisnis, organisasi pemerintah, dan masyarakat juga dapat menciptakan peluang untuk membangun magang, pelatihan praktis, dan inisiatif penelitian terapan yang disesuaikan dengan permintaan pasar tenaga kerja dan dunia professional.
Wamenag mengatakan dengan konferensi The 2nd ICCIRS ini, para akademisi dapat berkontribusi untuk menyumbangkan pemikirannya guna kemajuan pendidikan tinggi Kristen dan memberikan jawaban terhadap masalah relasi antar agama.
“Saya salut dengan ICCIRS. Acara ini bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi di era saat ini. Kami berpikir bahwa dengan berbicara, meneliti, dan banyak bekerja sama, kita akan dapat menghasilkan ide-ide kreatif yang akan bertahan lama,” kata Wamenag.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...