Kemenag Gelar Lokakarya Internasional Promosi Toleransi dan Moderasi Beragama
BALI, SATUHARAPAN.COM – Balitbang-Diklat Kementerian Agama menggelar International Workshop on Promoting Religious Tolerance and Moderation In Indonesia “Lessons Learned and Best Practices”. Acara ini berlangsung di Bali, 10 – 12 Desember 2018.
Kegiatan itu mengusung tema “Mempromosikan Toleransi dan Moderasi Beragama di Indonesia”. Hadir sebagai pembicara Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Abd Mas’ud, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Amin Abdullah, Staff Ahli Menag Oman Faturahman, Staff Ahli Presiden Siti Ruhaini, dan Direktur Eksekutif Pusad Paramadina Ihsan Ali-Fauzi. Peneliti Kemenag M Adlin Sila dan Dosen UNJ Abdul Aziz menjadi moderator dalam acara itu.
“Bangsa kita kaya akan kearifan lokal. Ini menjadi satu peranti dalam merawat keragaman, menjaga kerukunan, dan menebarkan moderasi beragama dalam setiap lini kehidupan,” kata Abd Rahman Mas’ud saat membuka acara, Senin (10/12), seperti dilansir situs resmi kemenag.go,id.
Menurut Mas’ud, menjadi tugas bersama untuk memanfaatkan potensi besar dalam nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia sehingga bisa mendatangkan maslahat, termasuk memperkuat dan menjaga warisan nenek moyang para pendahulu untuk menjaga kerukunan dan moderasi beragama.
Dalam tiga tahun terakhir, lanjut Mas’ud, Kementerian Agama terus mempromosikan “moderasi beragama”. Langkah itu sebagai salah satu upaya dalam menangangi masalah ekstremisme.
Amin Abdullah mengatakan, Indonesia memiliki modal kultural dan sosial. Kedua modal ini penting dalam menekan potensi gesekan antarumat beragama atau antaretnis, agar setiap konflik tidak membesar seperti di Timur Tengah, Yaman, dan Suriah.
“Kita harus tawarkan kepada dunia bagaimana modal kultur dan sosial menjadi kekayaan yang sangat berharga dan itu yang menjadikan survive,” kata Amin.
Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Balitbang Kemenag, Muharram Marzuki dalam sambutannya menyampaikan, fokus dari lokakarya internasional ini adalah untuk mempromosikan praktik-praktik keagamaan yang mengedepankan toleransi dan moderasi beragama di Indonesia. “Kami ajak semua pihak bagaimana mempromosikan toleransi dan moderasi beragama di Indonesia,” kata Muharram.
“Kekayaan ini perlu kita kelola dengan baik. Karena sebuah kekayaan yang tidak dikelola dengan baik justru bisa menjadi malapetaka,” ia menambahkan.
Kegiatan itu diikuti berbagai organisasi keagamaan, LSM, organisasi luar negeri, dan perwakilan dari kedutaan besar beberapa negara sahabat.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...