Kemenag Imbau Jemaah Tunda Berangkat Umroh
PALEMBANG, SATUHARAPAN.COM – Kanwil Kementerian Agama Sumatera Selatan mengimbau jemaah akan melaksanakan umroh sudah berusia di atas 65 tahun supaya menunda pemberangkatan, karena di Arab Saudi sedang berjangkit virus Middle East Respiratory Syndrome sangat membahayakan.
Kakanwil Kementerian Agama Sumsel Hambali kepada wartawan di Palembang, Kamis (8/5) mengatakan, imbauan itu karena pihaknya telah mendapat surat dari Kementerian Agama pusat supaya jemaah yang sudah berumur di atas 65 tahun tidak berangkat terlebih dahulu.
Begitu juga ibu hamil untuk tidak melaksanakan umroh terlebih dahulu karena virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) bisa berbahaya, katanya.
Untuk sementara ini diharapkan tunda dulu umroh karena virus tersebut dikhawatirkan dapat menyerang usia lanjut dan ibu hamil.
Namun, bila tetap ingin berangkat diharapkan mengikuti petunjuk pembimbing kesehatan agar terhindar dari virus tersebut.
Ia mengingatkan, gunakan masker dan jangan berhubungan dengan tempat yang diperkirakan telah tersebar virus MERS itu.
Imbauan penundaan pemberangkatan ke Arab Saudi itu khusus bagi jemaah umroh, sementara haji reguler tidak. Semuanya itu dilakukan supaya dalam beribadah di tanah suci makin khusyuk sekaligus terhindar dari virus baru tersebut, katanya.
Seorang Terduga MERS di Pekanbaru Diperbolehkan Pulang
Satu dari tiga pasien terduga terjangkit “Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV)” di Kota Pekanbaru, Riau, diperbolehkan pulang ke rumah karena diagnosa dokter manyatakan kondisinya sudah membaik.
“Meski potensi MERS-CoV masih ada, namun sudah bisa pulang mengingat ruang isolasi tidak nyaman bagi pasien dan hasil pemeriksaan terkini sudah normal, tidak ada demam lagi, malah bisa main futsal di dalam ruangan,” kata dr. Azizman Saad, dokter spesialis paru yang menangani pasien terduga MERS-Cov, di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan, satu terduga berinisial AT dinyatakan sudah bisa pulang pada Kamis (8/5) setelah dua hari dirawat khusus di ruang isolasi RS Awal Bros, Pekanbaru.
Pasien berusia 42 tahun itu sebelumnya menderita gejala panas tinggi dan sesak napas setelah pulang Umroh pada 3 Mei lalu, dan sempat dirawat di RS Eka Hospital sebelum dirujuk ke RS Awal Bros.
Meski begitu, Azizman mengatakan pasien akan tetap diobservasi dengan ketat meski sudah keluar dari rumah sakit karena hasil sampel Swap (lendir) dan darah belum dikeluarkan oleh Laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta.
“Pasien masih diobservasi ketat sambil menunggu hasil pemeriksaan sampelnya,” kata Azizman.
Sedangkan, dua pasien terduga MERS-CoV lainnya kini masih dirawat di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sejak Selasa lalu (6/5), yakni pasien berinisial Z (65) dan MS (48).
Menurut Azizman, pasien Z didiagnosa memiliki penyakit paru yang kronis dan tingkat leukosit tinggi. Pasien tersebut juga mengalami gejala sesak dan demam setelah pulang Umroh tanggal 1 Mei lalu.
Ia mengatakan, kondisi keduanya kini mulai membaik namun belum diperbolehkan pulang.
“Hasil pemeriksaan sampel dari Kemenkes Jakarta paling tidak butuh seminggu untuk hasilnya baru bisa diketahui,” kata Azizman.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin meminta masyarakat tidak perlu panik dengan adanya tiga terduga MERS-CoV di Pekanbaru. Menurut dia, pengisolasian terhadap pasien merupakan prosedur preventif yang wajib.
“Ini bentuk kehati-hatian agar kita tidak terlambat dalam penanganan kasus ini,” ujarnya.
Zainal Arifin menambahkan, pemerintah daerah juga memperketat pemeriksaan kesehatan bagi warga yang baru pulang dari Timur Tengah, khususnya jemaah Umroh. Ia mengatakan semua pintu masuk di Bandara dan pelabuhan akan diberlakukan pemeriksaan pemindaian suhu badan (termoscanner) mulai 7 April 2014.
Pemerintah Sosialisasikan Waspada MERS-CoV Kepada TKI
Pemerintah Republik Indonesia terus menyosialisasikan kewaspadaan terhadap penularan Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) kepada para tenaga kerja Indonesia di luar negeri khususnya Arab Saudi.
“Di Jeddah, di Riyadh, terus dilakukan sosialisasi di kantong-kantong TKI. Kami selalu memberikan perlengkapan dan pelayanan,” kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur di Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu.
Gatot mengatakan hal itu kepada wartawan usai menghadiri sosialisasi program penempatan dan perlindungan TKI di Aula Sekretariat Daerah Banjarnegara.
Menurut dia, hingga sekarang penyebar virus MERS-CoV belum terkonfirmasi apakah dari unta atau lainnya.
“Bahkan, vaksinnya juga belum ada,” kata mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi itu.
Oleh karena itu, kata dia, TKI yang berada di Arab Saudi harus selalu menjaga kebersihan, kesehatan atau vitalitas, menghindari kerumunan orang, dan menggunakan masker jika pergi ke tempat-tempat umum.
Berdasarkan laporan, menurut dia, seorang TKI meninggal dunia di Jeddah pada 26 April 2014 karena teridentifikasi terkena MERS-CoV.
“Di Indonesia ada 27 orang yang suspect (MERS-Cov). Tetapi menurut Ibu Menteri Kesehatan, ke-27 orang tersebut setelah diperiksa, tidak ada yang positif, semua negatif MERS-CoV,” katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa ke-27 orang itu tidak ada yang mantan TKI. “Pokoknya yang pulang dari umroh,” katanya.
Gatot mengatakan hingga saat ini belum ada pembatasan kunjungan ke negara-negara yang diduga terjadi penyebaran MERS-CoV.
Menurut dia, hal itu disebabkan Perserikatan Bangsa-Bangsa belum sampai memutuskan adanya pembatasan kunjungan, dan pemerintah Arab Saudi juga belum membatasi orang-orang yang akan datang ke negara tersebut.
“Sampai sekarang masih sebatas saran-saran untuk menghindari. Tetapi kita harus waspada,” katanya. (Ant)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...