Kemendag: Pengembangan Lada Indonesia Masih Terbatas
Ekspor komoditas lada cukup bagus untuk Indonesia pada tahun 2015 mencapai US$ 500.000 di bawah Vietnam yang mencapai US$ 1,2 juta.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, mengaku pengembangan komoditas lada di Indonesia masih terbatas di tengah kebutuhan dunia yang semakin meningkat.
Hal itu diakui Iman usai membuka pertemuan Internasional Pepper Community ke-44, di Hotel Merlynn Park, Jakarta, hari Senin (8/8).
“Kita realistik. Kemampuan pengembangan (lada) kita masih terbatas. Bagaimana kita menjaga kualitas lada, suplainya mencukupi karena seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia kebutuhannya semakin meningkat. Produksi kita sendiri 95.000 ton per tahun, menyuplai ada yang dikonsumsi sendiri dan ada yang diekspor,” kata Iman.
Menurutnya, Kementerian Perdagangan tengah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan berdialog dengan pengsusaha lada internasional guna meningkatkan sektor lada dalam negeri.
“Mendag (Menteri Perdagangan) bahkan berdialog dengan pengusaha lada internasional untuk mengembangkan sektor lada. Kemendag tentunya akan fokus pada menjembatani antara produsen dengan pasar,” kata Iman.
“Kegiatan produksi akan melibatkan Kementan. Sehingga kami akan bekerjasama dengan Kementan untuk memastikan kualitas lada memenuhi standar dunia,” dia menegaskan.
Menurut datanya, ekspor komoditas lada cukup bagus untuk Indonesia pada tahun 2015 mencapai US$ 500.000 di bawah Vietnam yang mencapai US$ 1,2 juta. Hitungan kebutuhan lada dalam negeri sekitar 23.000 ton per tahun. Ekspor 55.000-60.000 ton per tahun sedangkan produksi 90.000 ton per tahun.
“Kita umumnya ekspor. Lebih dari 70 persen kita ekspor ke berbagai pasar. Ada juga eksportir, importir besar di Amerika yang menyebarkan seperti ke Amerika Latin. Meski di sana ada Brazil yang memproduksi tapi jumlahnya masih kecil,” katanya.
Iman menambahkan, produsen lada terbesar Indonesia ada di Lampung dan Kalimantan. Menurutnya, ada beberapa daerah lainnya di Indonesia yang memiliki potensi untuk mengembangkan produksi lada.
“Ada daerah lainnya yang berpotensi, yang memliki iklim serupa seperti di Nusa Tenggara, Sulawesi. Kita masih melihat bagaimana mengembangkannya ke daerah lain,” katanya.
Pertemuan Internasional Pepper Community ke-44 yang diselenggarakan mulai tanggal 8-11 Agustus 2016 ini dihadiri delegasi dari enam negara produsen lada dunia, yang mencakup 90 persen penyuplai lada dunia, yaitu Vietnam, Sri Lanka, Malaysia, India, Brazil, Indonesia. Hadir juga negara importir seperti Jepang dan Uni Eropa.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...