Kemendag Targetkan Peningkatan Ekspor ke Australia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan menargetkan peningkatan ekspor nonmigas Indonesia ke berbagai negara, salah satunya yaitu ke Australia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Arlinda, mengatakan, Australia menyediakan peluang besar bagi para eksportir Indonesia, terutama dukungan diaspora Indonesia dan jarak yang relatif dekat dari Indonesia.
“Diaspora Indonesia di Australia berjumlah sekitar 80.000 orang. Di antara mereka bahkan ada juga yang menjadi buyer produk-produk Indonesia, terutama makanan olahan. Peluang ini harus dimanfaatkan secara optimal demi meningkatkan ekspor nasional,” kata Arlinda dalam keterangan tertulis, hari Jumat (30/12).
Didampingi Atase Perdagangan RI di Canberra dan pejabat Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) di Sydney, Arlinda mengunjungi salah satu diaspora Indonesia di Australia bernama Suliyanti pada akhir November lalu.
Pemilik perusahaan Eastern Cross Trading Pty. Ltd ini dipandang istimewa karena perusahaannya banyak mengimpor produk-produk Indonesia.
Kemendag bahkan sempat memberi penghargaan Primaduta Award. Penghargaan diserahkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo kepada Suliyanti pada pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31, 12 Oktober 2016 lalu.
Arlinda menuturkan keberadaan diaspora Indonesia di luar negeri merupakan aset bangsa yang layak mendapat perhatian dan dukungan. Diaspora dapat menjadi kepanjangan tangan Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan potensi produk dan jasa Indonesia, yang meliputi produk dan jasa unggulan, investasi, dan pariwisata.
“Kerja sama yang baik antara Ditjen PEN dengan para diaspora di mancanegara akan meningkatkan efektivitas promosi produk-produk Indonesia ke pasar dunia,” kata Arlinda.
Dalam kesempatan itu, Suliyanti mengatakan peluang masuknya produk Indonesia ke Australia makin luas. Menurut dia, dukungan diaspora Indonesia di Australia tak perlu diragukan. Di Sydney, salah satu kota industri di Australia, terdapat sekitar 25 persen dari seluruh diaspora Indonesia di Australia bermukim.
"Kota ini menjadi pintu masuk utama bagi produk-produk Indonesia yang diekspor ke Australia. Namun tidak tertutup kemungkinan produk-produk lokal Indonesia juga masuk melalui kota-kota lainnya di Australia," katanya.
Pada kunjungan ke Sydney, Dirjen Arlinda didampingi Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ditjen PEN Sulistyawati juga mengunjungi dua perusahaan yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan eksportir Indonesia pada TEI 2016 lalu, yaitu Sony Trading Pty. Ltd. dan Grein Australia Pty. Ltd.
Pembangunan House of Indonesia
Terobosan lainnya dilakukan Arlinda dengan cara menggandeng Suliyanti agar membuka Rumah Indonesia (House of Indonesia/HoI) sebagai showcase produk-produk Indonesia di Sydney.
Selain sebagai ruang pamer permanen bagi produk-produk unggulan Indonesia, HoI juga akan dimanfaatkan untuk memfasilitasi berbagai macam kegiatan promosi pariwisata dan investasi. Perlu dukungan dan kerja sama semua pihak agar HoI bisa segera diwujudkan, termasuk dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Arlinda mengaku Ditjen PEN Kemendag akan berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di Sydney, terkait bantuan proses perizinan pembangunan HoI kepada pemerintah setempat.
“Diharapkan, pembangunan HoI di Sydney dapat mulai dilaksanakan pada 2017 demi meningkatkan kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke Australia,” katanya.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...