Kemendag Tingkatkan Ekspor ke Yordania
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan terus berupaya meningkatkan nilai ekspor Indonesia. Kali ini, Ditjen PEN menggandeng Kedutaan Besar Yordania di Jakarta dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur untuk mengadakan aktivasi pengembangan kerja sama ekspor bagi 60 pelaku usaha di Surabaya.
“Aktivasi kerja sama pengembangan ekspor ini digelar untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Yordania dan salah satu upaya mengatasi defisit perdagangan," kata Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Ditjen PEN Dody Edward dalam keterangan tertulis, hari Rabu (1/6).
“Nantinya para pelaku usaha Indonesia akan lebih memahami karakteristik potensi dan kendala di pasar Yordania. Selain itu, pelaku usaha juga dapat memperoleh informasi secara lebih detail tentang pasar Yordania,” kata dia menambahkan.
Dia mengatakan saat ini, neraca perdagangan Indonesia-Yordania masih mengalami defisit. Defisit perdagangan ini dipicu oleh besarnya impor non-migas Indonesia dari Yordania.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Yordania pada 2015 tercatat sebesar USD 95,23 juta.
Sementara itu, impor nonmigas Indonesia dari Yordania pada tahun yang sama tercatat sebesar USD 160,78 juta. Dengan kata lain, Indonesia mengalami defisit sebesar USD 65,54 juta.
Pada periode Januari-Maret 2016, nilai total perdagangan Indonesia-Yordania tercatat sebesar USD 57,51 juta. Ekspor Indonesia ke Yordania sebesar USD 21,75 juta meliputi produk nonmigas, seperti kayu lapis, pasta, ikan olahan tuna, kertas dan ban.
Sementara, itu impor Indonesia dari Yordania sebesar USD 35,76 juta yang meliputi produk nonmigas, produk nonmigas, produk senyawa kimia (seperti kalsium fosfat, asam fosfat, potasium klorida), limbah kertas dan limbah tembaga.
Dody menambahkan, aktivasi pengembangan ekspor di Surabaya, Jawa Timur, ini merupakan implementasi dari pernyataan bersama yang telah ditandatangani Dirjen PEN dengan Investment Commission the Hashemite Kingdom of Jordan pada 2 Juni 2014 di Amman, Yordania.
Pernyataan bersama tersebut memuat keinginan kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan kerja sama antarkomunitas bisnis kedua negara, salah satunya melalui pertukaran informasi di bidang perdagangan.
Sementara itu, Duta Besar Yordania untuk Indonesia Walid Al Hadid, dalam sambutannya, menjelaskan potensi pasar Yordania dan peluang kerja sama perdagangan antara pelaku usaha Indonesia dengan Yordania dalam mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke pasar Yordania.
“Untuk memperkuat kemitraan kedua negara, perlu ditingkatkan hubungan kerja sama di bidang perdagangan dengan Yordania secara lebih luas dan komprehensif. Ada banyak sektor yang masih perlu digarap Indonesia melalui kerangka kerja sama ini,” kata Walid.
Walid memaparkan peluang Indonesia untuk meraih surplus. Menurutnya, Indonesia perlu melihat produk yang diimpor Yordania dari dunia seperti mobil, produk otomotif dan suku cadangnya, furnitur, makanan olahan (biskuit, wafer dan roti), serta kopi.
Produk-produk tersebut juga diekspor Indonesia ke berbagai negara lainnya. Dengan demikian, diharapkan Indonesia juga mampu memenuhi kebutuhan pasar Yordania tersebut.
Tahun lalu, kegiatan serupa telah dilakukan di Bandung, Jawa Barat, yang diikuti sekitar 60 pelaku usaha Indonesia. Kegiatan tersebut mendapat respons yang positif dari pelaku usaha di Bandung.
Para pelaku usaha banyak mendapat informasi lebih detail mengenai produk yang diminati konsumen Yordania, termasuk hal-hal teknis mengenai kemasan dan dokumen ekspor.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...