Kemendikbud Libatkan Psikolog Antisipasi Perundungan Online
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyediakan psikolog untuk mengantisipasi perundungan online, sebagai salah satu upaya memastikan anak aman di ruang digital, terutama di tengah peningkatan adopsi internet selama pandemi.
Penyediaan psikolog tersebut merupakan bagian dari program Pembelajaran Jarak Jauh Ekstrakulikuler Kemendikbud yang telah dihadirkan beberapa waktu lalu.
Program tersebut berisi materi pemanfaatan teknologi digital dengan baik dan bijaksana dengan menghadirkan ahli-ahli digital.
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat memperhatikan bahwa hidup di era sekarang mau tidak mau, suka tidak suka, digitalisasi itu memang diperlukan kemampuannya," ujar Koordinator Peserta Didik Direktorat SMP, Kemendikbud RI, Maulani Mega Hapsari, dalam konferensi pers virtual bertepatan dengan Hari Internet Aman Sedunia, Selasa (9/2).
"Tetapi, di satu pihak, kami juga memandang perlu anak-anak itu dilengkapi dengan kemampuan supaya nantinya mereka dapat memfilter atau menyaring apa yang bisa mereka pelajari dan apa yang baiknya mereka tinggalkan," dia melanjutkan.
Beberapa hal lain yang dilakukan Kemendikbud terkait digitalisasi, ungkap Maulani, salah satunya adalah program pemberian bantuan TIK kepada sekolah yang membutuhkan, terutama adalah sekolah-sekolah penggerak.
Program tersebut dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim pekan lalu, dan akan menjadi prioritas.
Program terkait digitalisasi lainnya dari Kemendikbud adalah pembuatan platform pembelajaran, dengan bagian Pusat Data dan Informasi yang ada di Kementerian sebagai penanggungjawab.
Namun, secara teknis, materi pembelajaran akan disuplai oleh masing-masing direktorat -- Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Sekolah Menengah Atas dan seterusnya -- untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik dalam platform.
Sementara itu, kembali pada isu keamanan dalam berinternet, Maulani mengatakan Kemendikbud, khususnya direktorat Sekolah Menengah Pertama, telah mengeluarkan buku panduan terkait cara berkomunikasi yang efektif dan cara memanfaatkan digital dengan baik dan benar.
Kementerian juga mengeluarkan produk-produk, seperti animasi terkait digitalisasi, dan juga infografis dan poster yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
"Informasi yang kami sampaikan itu dibuat sedemikian rupa, cheerful, colorful, sehingga anak-anak itu nantinya bisa membaca dan memahaminya dengan lebih mudah," kata Maulani.
"Kami pastinya mengharapkan selama pelaksanaan pembelajaran dari rumah ini, support dari orangtua sangat diharapkan," dia menambahkan. (Antara)
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...