Kemendikbud: Tahun Depan Pakai Tokoh yang Sudah Meninggal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), Musliar Kasim mengatakan tahun depan soal di Ujian Negara (UN) akan menggunakan tokoh yang sudah meninggal.
Menurut Wamendikbud Musliar Kasim, tahun depan UN akan menggunakan tokoh yang sudah meninggal karena adanya anggapan politik praktis terkait soal UN tentang sosok Gubernur DKI yang sedang mencalonkan diri menjadi presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
“Kisi-soal dibuat berdasarkan petunjuk operasional sesuai dengan standar kita. Dengan adanya kasus ini, Pak Menteri (Mendikdud, M. Nuh) mengatakan akan kita jadikan pelajaran yang berharga, ke depannya tokoh itu akan kita tentukan dengan membuat list tokoh-tokoh yang akan digunakan dalam naskah ujian. Sedapat mungkin tokoh yang sudah meninggal supaya tidak dicurigai ada unsur politik, dan itu sudah disahkan oleh Menteri, tahun depan tidak akan ada lagi,” kata Musliar usai konferensi pers di kantor Kemendikbud, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (15/4).
Naskah UN menurut Wamenbud sudah disusun sejak enam bulan sebelum pelaksanaan ujian nasional. Soal UN sendiri modelnya sudah diatur oleh tim pembuat soal, sejak Juli 2013. Pembuatan soal UN sebagaimana diklarifikasi Musliar, di mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ada Jokowinya itu, sudah melalui standar yang berlaku, sama seperti buku pelajaran sebelum beredar sudah melalui pengecekan berbagai pihak.
“Pendidikan seharusnya tidak boleh ada hubungannya dengan politik, itu hanya kebetulan saja. Dari Juli sampai Oktober 2013 tim membuat 2000an lebih soal. Setelah Oktober, soal divalidasi dan diseleksi untuk UN pada Januari 2014. Mengenai adanya Jokowi di naskah ujian, itu hanya musibah yang tidak disengaja,” tutur Musliar kepada wartawan, mewakili Mendikbud.
Oleh sebab itu munculnya soal tentang Jokowi menjadi sebuah tanda tanya besar juga bagi pihak Kemendiknas, karena dianggap sebagai politik praktis berupa kampanye terselubung terhadap pemilu. Pasalnya, Jokowi sudah sejak tahun lalu digadang sebagai bakal capres di pemilu 2014 ini.
Pada dasarnya, soal tersebut untuk mengukur kompetensi siswa dalam memahami karakter dari suatu artikel. Namun bagaimanapun juga, Kemendikbud masih terus melakukan investigasi terkait adanya soal tentang biografi Jokowi di UN setingkat SMA/SMK/MA.
“Kita akan mempelajari kasus ini apakah ada unsur kesengajaan oleh pembuat soal, karena ini dokumen rahasia negara, saya, Pak Menteri, Kepala Badan Litbang, Kepala Puspendik, memang tidak membaca soal itu, karena itu sudah dianggap selesai dilakukan tim. Hasil rapat sementara masih akan kita pelajari,” kata Musliar.
Musliar menambahkan untuk ke depannya Kemendikbud akan hati-hati supaya tidak ada unsur politik di dalam soal UN. Investigasi akan melibatkan kader Kemendikbud, Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...