Kemenkes Akan Aktifkan Kembali 300 Ribu Posyandu
Terganggu pandemi COVID-19, 1,7 juta anak Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2019-2021.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah bersiap memperluas layanan kesehatan primer dengan mereaktivasi sekitar 300 ribu Posyandu di seluruh Indonesia. Ini karena fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia jumlahnya masih sangat terbatas, sehingga belum bisa menjangkau seluruh masyarakat.
''Sulit bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk memberikan layanan kesehatan ke 80.000 desa, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi, kalau kita hanya mengandalkan Puskesmas yang jumlahnya sekitar 10 ribuan, tidak akan cukup untuk menjangkau seluruh masyarakat,'' kata Menkes dalam keterangan pers di Jakarta, hari Kamis (12/5).
Jumlah unit yang banyak, ditunjang dengan kader kesehatan yang terampil serta sarana dan prasarana yang baik, Menkes melihat posyandu memiliki potensi yang sangat besar untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia.
Penggaungan kembali serta rebranding Posyandu ini, menjadi tantangan, terutama di masa COVID-19. Operasional Posyandu sedikit terganggu saat pandemi. Dilaporkan, jumlah kunjungan sasaran ke Posyandu menurun seiring dengan tingginya penularan dan penyebaran COVID-19.
''Posyandu kita di masa pandemi jauh menurun, data yang kita terima penurunanya sampai 70% lebih. Posyandu tidak bisa melakukan aktivitas karena pandemi COVID-19,'' kata Menkes.
Kementerian Kesehatan berupaya keras untuk meningkatkan jumlah sasaran yang mengunjungi Posyandu, dengan menghadirkan berbagai program kesehatan yang menarik, update dan kekinian yang berorientasi pada peningkatan pola hidup bersih dan sehat sebagai investasi kesehatan masa depan.
Salah satu program yang diprioritaskan pemerintah adalah imunisasi. Melalui kader-kader Posyandu, pemerintah berharap cakupan imunisasi rutin bagi anak yang sempat terganggu akibat pandemi COVID-19 bisa kembali meningkat.
Dilaporkan ada sekitar 1,7 juta anak Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2019-2021. Ini dikhawatirkan akan berdampak pada peningkatan jumlah kasus PD3I (penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi) dan terjadinya Kejadian Luar Biasa atau KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...