Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Genangan Air Penyebab DBD Setelah Banjir

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai genangan air yang dapat meningkatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty penyebab demam berdarah (DBD/dengue) setelah banjir surut.
"Setelah banjir surut, kasus Dengue meningkat karena banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Hal ini disebabkan oleh genangan air yang tertinggal setelah banjir serta lingkungan yang dipenuhi sampah," kata Direktur Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini, dikutip Antara, hari Rabu (12/3/2025).
Ina menjelaskan perubahan iklim yang ekstrem seperti La Nina menjadi faktor yang mempengaruhi tren kasus dengue. Sering terjadi hujan dan tingginya kelembaban akan meningkatkan jumlah sarang dan perkembangan nyamuk penular dengue.
Kondisi tersebut bisa mengindikasikan bahwa risiko penularan masih berlangsung, yang kalau tanpa dilakukan perbaikan tanggap darurat termasuk kesadaran dan kewaspadaan seluruh masyarakat termasuk mengenali gejala dengue secara dini.
Ia membeberkan tren dengue Indonesia tahun 2025 masih mengikuti pola tahun-tahun sebelumnya, di mana pada akhir tahun dan awal tahun hingga Mei, cenderung terjadi peningkatan kasus.
Jumlah kasus dengue yang dihimpun hingga tanggal 4 Maret 2025 totalnya tercatat mencapai 15.802 kasus dengan 73 kematian. "Angka ini masuk dalam kategori angka rata-rata bila melihat tren kasus dengue tahun 2020-2025," ujar Direktur Penyakit Menular Ina.
Ina mengimbau masyarakat agar waspada mengantisipasi penyakit-penyakit yang dapat muncul pada saat maupun pasca banjir.
Penyakit-penyakit juga dapat ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi, melalui vector seperti nyamuk yang bisa meningkat perkembangbiakanya pasca banjir, melalui udara sehingga menyebabkan infeksi pernapasan.
Di samping itu, ia meminta masyarakat mewaspadai penyakit-penyakit kulit akibat lingkungan yang tidak bersih dan cedera atau luka.
Masyarakat, katanya, juga perlu mengetahui upaya pencegahan terhadap perkembangbiakan vektor melalui 3M yakni menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, pot bunga, menutup rapat tempat penampungan atau penyimpanan air dan mendaur ulang sampah pasca banjir seperti kaleng atau botol bekas.
"Bersihkan rumah dari lumpur, debu, dan jamur yang dapat memicu gangguan pernapasan. Pastikan ventilasi rumah baik agar udara segar dapat masuk dan mengurangi kelembaban yang bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri atau jamur. Buang barang-barang yang telah terkontaminasi dan tidak bisa dibersihkan seperti kasur atau karpet yang terkena air banjir," kata Ina.
Editor : Sabar Subekti

Konstitusi Baru Suriah Ditandatangani, Negara di Bawah Kekua...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden sementara Suriah pada hari Kamis (13/3) menandatangani konstitusi...