Kemenkes Perkuat Pengendalian Konsumsi Garam dan Lemak Trans

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkuat pengendalian konsumsi garam dan lemak trans sebagai upaya menekan angka penyakit kardiovaskular. Selain itu, juga mengurangi beban pembiayaan kesehatan nasional.

“Kita melihat beberapa negara yang telah memiliki regulasi pembatasan kadar garam dan eliminasi lemak trans dapat secara signifikan. Kemudian juga menekan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular serta berdampak positif mengurangi beban pembiayaan kesehatan nasional,” kata Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kemenkes, Asnawi Abdullah, dal;am keterangan tertulis, hari Rabu (19/2/2025).

Menurut Asnawi, program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu contoh pengendalian konsumsi garam dan lemak trans. Selain itu, Program MBG juga dapat menciptakan budaya konsumsi makanan yang sehat.

"Jadi program MBG juga sebenarnya juga mendorong, mendukung agar anak-anak bangsa kita mulai mengkonsumsi makanan yang sehat sejak kecil. Ini semenjak dini harusnya kita kendalikan," ucap Asnawi.

Sementara, dalam pengendalian konsumsi garam dan lemak trans perlu adanya kerja sama lintas sektor Kementerian/Lembaga. Hal ini disampaikan  Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK, Sukadiono.

"Pemerintah berkomitmen untuk mendorong kebijakan yang mendukung ketersediaan pilihan makanan yang lebih sehat. Selain itu, meningkatkan edukasi agar masyarakat lebih bijak dalam memilih makanan yang baik bagi kesehatan mereka,” kata Sukadiono.

Diketahui, data dari Kementerian Kesehatan hampir 75 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular, yang sebagian besar dapat dicegah. Penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, menjadi penyebab utama kematian di Indonesia dengan angka kematian mencapai hampir 800.000 jiwa setiap tahunnya.

Editor : Sabar Subekti