Kemenkes Targetkan 60% Alkes Gunakan Komponen Lokal
KENDAL, SATUHARAPAN.COM-Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan 60% produksi alat kesehatan (Alkes) dalam negeri gunakan komponen lokal.
''Kalau sekarang masih ada beberapa komponen dari luar negeri tidak apa-apa. Tapi kita tidak bisa melakukan ini terlalu lama. Keinginan kita sekitar 50-60% alat kesehatan dan obat-obatan dari hulu sampai ke hilir harus dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri,'' kata Menkes saat meresmikan fasilitas produksi dan peluncuran perdana alat kesehatan elektromedik Mindray di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah pada hari Sabtu (27/8).
Target tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa alat kesehatan di Indonesia baik yang sudah jadi maupun bahan bakunya masih didominasi impor.
Di tahun 2019-2020 saja, transaksi Alkes impor mencapai 88% sementara untuk produk lokal hanya berkisar 12%. Padahal dari total 496 jenis Alkes yang ditransaksikan di kurun waktu 2019-2020 tersebut, ada 152 Alkes yang sebenarnya mampu diproduksi sendiri. Rendahnya penggunaan Alkes produk lokal ini ditengarai keterbatasan teknologi dan implementasi regulasi penggunaan produk dalam negeri.
Hal ini semakin diperburuk saat awal pandemi COVID-19, yang mana Indonesia di kesulitan mendapatkan alat kesehatan karena adanya lockdown serta pembatasan mobilitas manusia maupun barang Untuk mengurangi transmisi virus.
Besarnya tingkat ketergantungan ini, di respon pemerintah dengan mencanangkan transformasi kesehatan yang fokus pada enam pilar. Adapun sektor farmasi dan alat kesehatan masuk dalam pilar ketiga.
''Saat pandemi kemarin terasa sekali, cari masker susah, APD susah. Untuk memastikan adanya kemandirian alat kesehatan dalam negeri, kita melakukan transformasi kesehatan utamanya pilar ketiga yakin transformasi ketahanan sistem kesehatan, jadi kalau ada pandemi lagi kita tidak bergantung dengan negara lain,'' kata Menkes.
''Sekarang kita sudah mulai, semua Alkes kalau bisa diproduksi di dalam negeri. Ini salah satu inisiatifnya mulai dari tempat tidur, infuse pump, meja bedah, bed monitor. Dulu bayangkan masker dan APD aja susah. Untuk itu, kita bangun ini pelan-pelan,'' kata Menkes.
Dukungan dari para produsen dan UMKM sangat penting guna mewujudkan kemandirian bangsa di bidang kesehatan. Salah satunya yang dilakukan oleh PT D&V Medika yang bekerjasama dengan PT. Mindray untuk memproduksi alat kesehatan elektromedik dalam negeri.
''Saya terima kasih kepada D&V medika yang sudah melakukan langkah yang besar, baru mulai komitmen pada Desember tapi sekarang sudah produksi mulai produksi. Memang ini start small, tidak apa-apa. Kita harapkan ini terus berkembang,'' kata Menkes.
''Ini adalah awal dari komitmen kami dalam memproduksi alat kesehatan dalam negeri dan mendukung ketahanan kesehatan. Kami bangga pakai produk dalam negeri,'' kata Steven Lee, CEO D&V Medika
Kemenkes berkomitmen belanja barang tahun ini, sekitar Rp 19 triliun (42%) saya minta belanjanya dalam negeri. Sampai Agustus kemarin sudah terealisasi Rp4 triliun, sampai akhir tahun kita harapkan bisa terealisasi 100%,'' kata Menkes.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...