Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:37 WIB | Jumat, 25 Oktober 2019

Kemenkeu Ajak Kaum Milenial Melek Literasi Ekonomi

Ilustrasi. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (25/10). (Foto: Antara)

MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengajak kaum millenial khususnya para pengusaha rintisan menjadi generasi literasi ekonomi yang melek dengan risiko keuangan serta investasi.

Kepala Subdirektorat Hubungan Investor DJPPR, Kementerian Keuangan Yuddy Hendranata dalam Talkshow InFest DJPRR di salah satu mal di Makassar, Jumat (25/10), mengatakan calon usahawan muda atau yang rintisan harus bisa memahami pengelolaan keuangan.

"APBN dikelola untuk menghasilkan hasil pembangunan produktif, yang sebagian didanai menggunakan sumber pembiayaan utang, di mana masyarakat, khususya generasi muda dapat turut berkontribusi dengan berinvestasi pada instrumen pembiayaan utang tersebut," ujarnya.

Pada Talkshow Inclusive Festival (InFest) 2019 yang digelar oleh DJPRR Kemenkeu ini mengajak generasi muda untuk belajar, berdialog, dan menjadi generasi yang kreatif dan produktif.

Yuddy menjelaskan InFest merupakan sebuah acara literasi keuangan yang menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk mengembangkan diri dan belajar bersama seputar pengelolaan keuangan dan risiko dalam rangka mewujudkan kultur investasi yang baik.

Acara ini juga memberikan pemahaman mengenai pengelolaan APBN yang dilakukan pemerintah dan bagaimana instrumen pembiayaan APBN dimanfaatkan secara produktif untuk memberikan manfaat bagi pelaku usaha dan pegiat industri kreatif di tanah air, sekaligus sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat.

Dalam talkshow ini para pembicara mengupas bagaimana generasi muda dapat berkontribusi aktif membangun negeri ini melalui pilihan instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel yang diterbitkan oleh pemerintah.

"Diharapkan generasi muda Makassar dapat memahami dengan lebih baik seputar pengelolaan usaha rintisan, pengelolaan keuangan dan investasi yang berdampak positif dan membangun terhadap usaha yang dikelola serta dapat memperluas basis investor dalam mendukung terbangunnya iklim investasi di Indonesia," katanya.

Yuddy menyatakan dibutuhkan kontribusi bersama dalam pengelolaan keuangan negara. Selain menjalankan kewajiban, berkontribusi pada negeri bisa diwujudkan dengan menjadi anak muda Indonesia yang produktif dan sadar untuk berinvestasi sejak dini.

Sebelumnya, InFest merupakan sebuah even inklusif tentang literasi keuangan yang menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk mengembangkan diri dan belajar bersama seputar pengelolaan APBN khususnya pengelolaan keuangan dan risiko yang dilakukan pemerintah dan bagaimana pembiayaan APBN dimanfaatkan secara produktif.

Investasi Asing Rp12,03 Triliun Masuk RI

Sementara itu modal asing atau investasi portofolio yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp12,03 triliun dalam sepekan terakhir (week to date) di tengah pengumuman Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (25/10), mengatakan investor asing masih mempercayai pemulihan fundamental perekonomian domestik.

Keyakinan investor masih cukup tinggi kepada Indonesia di tengah dinamika perubahan pemegang pos-pos menteri ekonomi dan pos menteri strategis lainnya.

"Ini adalah suatu testimoni atau suatu bentuk atau suatu indikasi bahwa kepercayaan investor asing terhadap Indonesia itu kuat, baik terkait dengan prospek ekonomi kita," ujar dia.

Portofolio dari aliran modal asing masuk selama sepekan terakhir itu adalah instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang sebesar Rp12,19 triliun dan saham minus (capital outflow) Rp0,23 triliun. Dengan adanya dana keluar dari saham itu, total modal asing masuk sebesar Rp12,03 triliun dalam sepekan terakhir.

SBN masih menjadi primadona bagi investor, terbukti dengan aliran modal asing yang masuk ke instrumen yang dijamin pemerintah tersebut.

Perry mengklaim adanya modal asing keluar dari saham tersebut hanya fenomena biasa dalam kegiatan transaksi saham. Arus modal keluar tersebut  tidak mencerminkan kekecewaan investor saham terhadap pengumuman kabinet.

"Tidak ada hubungannya modal keluar (outflow) dengan kabinet. Kepercayaan dari global itu sangat kuat, kepercayaan dengan ekonomi Indonesia sangat kuat, apalagi dengan kabinet baru," ujar dia.

Sementara itu jika melihat kurun tahun berjalan atau sejak awal tahun hingga pekan keempat Oktober 2019 adalah Rp210 triliun yang terdiri dari modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp157,6 triliun dan saham Rp50,3 triliun.

Lebih jauh, Bank Sental melihat sosok Menteri dan Wakil Menteri di Kabinet Indonesia Maju telah diisi oleh tokoh-tokoh yang tepat. Perry berharap BI dan pemerintah dapat berkoordinasi lebih kuat untuk mencapai target-target pembangunan.

BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 akan sebesar 5,1 persen (year on year/yoy) dan meningkat menjadi 5,3 persen (yoy) pada 2020. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home