Kemenko PMK dan Lembaga Keagamaan Tandatangai MoU Kerja Sama GNRM
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM-Perwakilan lembaga-lembaga keagamaan seperti PGI, PHDI, Permabudi, MATAKIN, dan KWI melakukan pertemuan dengan Kemenko PMK (Pembangunan Manusia dan kebudayaan), di Tangerang Selatan, pada hari Selasa (19/4).
Pada pertemuan itu dilakukan penandatanganan MoU antara lembaga-lembaga agama dengan Kemenko PMK tentang kerjasama pengembangan GNRM.
Sekum Persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Pdt. Jacklevyn Manuputty, didampingi Humas PGI, Jeirry Sumampow, hadir dalam pertemuan yang mengusung tema “Program Kerjasama Revolusi Mental Melalui Partisipasi Organisasi Masyarakat Tahun 2022.”
Pertemuan yang dipimpin oleh Asisten Deputi PMK bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, Prof. Rafiq, merupakan ajang tukar gagasan mengenai implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keumatan selama ini.
Pada kesempatan itu, sebagaimana dilansir laman PGI, Sekum PGI menjelaskan, irisan-irisan nilai dan aksi GNRM dengan strategi dan program pengembangan pelayanan gereja-gereja di Indonesia telah terjadi pada berbagai aspek. Perhatian PGI pada aspek pendidikan kebangsaan, penyelamatan lingkungan, penguatan kemandirian umat, integrasi kebangsaan, bersinggungan dengan nilai-nilai strategis dan arahan aksi nyata GNRM yang selama ini dikembangkan.
GNRM bertumpu pada tiga nilai strategis, masing-masing; Integritas, Etos Kerja, dan Gotong Royong. Tiga nilai dasar dimaksud diterjemahkan dalam lima aksi nyata, yakni; Indonesia melayani, Indonesia tertib, Indonesia mandiri, Indonesia bersih, dan Indonesia bersatu.
Selain pertukaran gagasan, Kemenko PMK memberikan dana sejumlah Rp. 200 juta bagi setiap lembaga agama sebagai stimulan untuk menggerakan GNRM melalui program masing-masing lembaga. Menurut Prof. Rafiq, anggaran yang dialokasikan sangat kecil, karena PMK bukan kementerian teknis.
Sekalipun begitu, PMK siap untuk menghubungkan lembaga-lembaga agama dengan BUMN terkait bila ada program yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Diinformasikan pula, dalam waktu dekat GNRM akan melakukan penanaman 10 juta bibit pohon buah di seluruh Indonesia.
Beberapa peserta dalam pertemuan ini menyampaikan bahwa literasi gagasan GNRM terasa lemah di masyarakat bawah, karenanya dibutuhkan strategi pengembangan literasi GNRM yang lebih efektif. Untuk mengembangkan literasi GNRM, Sekum PGI mengusulkan pelibatan sebanyak mungkin segmen anak muda.
“Kita menyongsong bonus demografi Indonesia. Revolusi Mental semestinya menyediakan landasan yang solid bagi generasi muda kita di masa depan, karenanya orang-orang muda mesti lebih banyak dilibatkan dalam mengelola konsep dan strategi pengembangan GNRM yang nantinya akan lebih banyak menyasar segmen usia mereka,” kata Jacklevyn Manuputty.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...