Kemenkominfo: Sejumlah Besar Anak Terpapar Konten Pornografi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama UNICEF dan Harvard University melakukan riset tentang penggunaan media digital pada anak yang salah satunya menemukan bahwa sejumlah besar anak dan remaja di Indonesia telah terpapar dengan konten pornografi.
"Paparan konten pornografi itu terutama ketika muncul secara tidak sengaja atau dalam bentuk iklan yang bernuansa vulgar ketika mereka membuka internet," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Selasa (18/2).
Studi ini didanai oleh UNICEF dan dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo dengan menelusur aktivitas online dari sampel anak dan remaja usia 10-19 (sebanyak 400 responden) yang tersebar di seluruh negeri dan mewakili wilayah perkotaan dan perdesaan.
Studi dibangun berdasar pada penelitian sebelumnya sehingga didapatkan gambaran yang paling komprehensif dan terkini tentang penggunaan media digital di kalangan anak-anak dan remaja Indonesia, termasuk motivasi mereka, serta informasi tentang anak remaja berusia 10-19 yang tidak menggunakan media digital.
Studi ini menemukan bahwa banyak anak-anak yang tidak terlindungi dari konten negatif yang ada di internet, sebagian besar sampai kepada mereka tanpa sengaja melalui pesan pop-up atau melalui link yang menyesatkan.
"Pihak orangtua mungkin ketinggalan dari anak-anak mereka dalam hal menguasai dan menggunakan media digital, sedikit dari orangtua yang mengawasi anak-anak mereka ketika mengakses internet, dan sedikit yang menjadi `teman` anaknya dalam jejaring sosial," kata Gatot.
Hasil studi yang terkait dengan isu privasi, secara umum menemukan bahwa ada banyak anak dan remaja yang memberikan informasi pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, atau alamat sekolah.
Sebagian besar dari mereka, menyadari akan pentingnya password untuk e-mail dan media sosial.
"Selain itu, hampir semua dari mereka tidak setuju terhadap isi pornografi di internet," katanya.
Hasil riset juga menunjukkan bahwa orang tua dan guru semakin menyadari manfaat media digital untuk mendukung pendidikan dan pembelajaran anak.
Misalnya, semakin banyak guru yang menugaskan siswa untuk mengumpulkan informasi dari internet untuk mengerjakan berbagai tugas.
Hal ini langkah yang baik untuk meningkatkan pemanfaatan internet sebagai sarana pendidikan.
"Ketika penggunaan media sosial dan media digital berkembang dengan cepat di kalangan muda, dukungan orangtua dan integrasi media digital dalam pendidikan masih tertinggal. Sehingga saatnya untuk mengejar ketinggalan," katanya.
Sementara dari sisi perubahan struktur media di Indonesia, terutama dengan meningkatnya penggunaan ponsel, telah mengubah akses dan penggunaan media digital internet di kalangan anak dan remaja, yang cenderung menggunakan personal komputer untuk mengakses internet di warung internet dan laboratorium komputer sekolah; laptop di rumah, dan ponsel atau smartphone selama kegiatan sehari-hari.
Anak-anak dan remaja memiliki tiga motivasi utama untuk mengakses internet yakni untuk mencari informasi, untuk terhubung dengan teman (lama dan baru), dan untuk hiburan.
Pencarian informasi yang dilakukan sering didorong oleh tugas-tugas sekolah, sedangkan penggunaan media sosial dan konten hiburan didorong oleh kebutuhan pribadi.
Penelitian terhadap pola komunikasi anak dan remaja melalui internet mengungkapkan bahwa mayoritas komunikasi mereka dilakukan dengan teman sebaya, diikuti komunikasi dengan guru, dan komunikasi dengan anggota keluarga juga cukup signifikan.(Ant)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...