Kemenparekraf Gelar Pameran Kriya Wood & Good
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Pameran Kriya Seni Indonesia 2014 Wood & Good di Ciputra Artpreneur Karet Kuningan, Jakarta, selama sepuluh hari, tanggal 19-29 Juni 2014.
Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kemenparekraf Ahman Sya di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Ciputra Artpreneur bertekad mendukung perkembangan kriya di Tanah Air.
"Pameran ini merupakan yang ketiga dari rangkaian kegiatan sebelumnya yang menekankan adanya medium dan teknik dalam perkembangan kriya seni di Indonesia yaitu Pameran Kriya Seni Serat 2012 dan Pameran Kriya Seni Logam 2013," katanya.
Tahun ini, kata dia, pameran khusus mengetengahkan karya-karya kriya seni kayu dimana material kayu banyak dikenal sebagai wujud ekspresi keindahan alami sekaligus inspirasi seniman.
Menurut dia material kayu sebagai medium ekspresi seni adalah hal yang tidak asing bagi para seniman, perajin, dan perancang maupun pelaku kreatif di bidang seni rupa.
"Apalagi seiring dengan semakin tumbuhnya pihak-pihak yang menyimpan dan merawat karya kriya dari material kayu sebagai koleksi," katanya.
Pameran itu menampilkan 120 karya dari 47 seniman yang berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Madura, dan Bali yang dikurasi oleh tiga kurator di bidang kriya dan seni kontemporer yaitu Asmujo Jono Irianto, Rizky A. Zaelani, dan I Wayan Seriyoga Parta.
"Karya-karya yang dipamerkan merupakan objek, benda, atau produk yang bernilai guna secara fungsional dan artistik," katanya.
Pada pameran itu medium kayu mengalami berbagai transformasi bentuk dan fungsi sehingga menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Ahman Sya berharap pameran dapat mendorong pekriya untuk lebih kreatif, inovatif, dan inspiratif dalam menciptakan karya sekaligus sebagai sarana promosi kriya.
"Pameran ini kami harapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan talenta kreatif kriya kayu khususnya dan para pelaku kreatif bidang seni rupa di Indonesia pada umumnya," katanya.
Pameran dirangkai dengan diskusi di antaranya soal mengkaji wood & good, potensi identits lokal (produk kayu) dalam persaingan pasar global, dan kayu dalam seni dan tradisi.
Selain itu juga digelar berbagai workshop yakni soal perancangan produk kriya lokal bagi pasar internasional, seni liping: pemanfaatan limbah kayu dan pelestarian budaya, serta balinese wood carving. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...