Kemenpora Belum Pastikan Turnamen Sepak Bola Pasca Piala Presiden
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), Gatot Dewa Brata menyebut belum memikirkan turnamen sepak bola lagi yang akan digulirkan apabila Piala Presiden berakhir kelak. Saat ini Kemenpora masih memfokuskan tentang pergantian personel Tim Transisi yang akan mengakhiri jabatan pada Senin (18/10).
“Sekarang ini kami masih akan memfokuskan kerja tim Transisi yang baru, mungkin setelah tim Transisi (yang baru, red) terbentuk, baru akan ada kompetisi lagi,” kata Gatot kepada para wartawan di Media Center Gedung Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Jl. Gerbang Pemuda No.3, Senayan, Jakarta, hari Rabu (7/10).
Piala Presiden saat ini tengah memasuki babak semi final dan ada empat tim yang bertahan, Sriwijaya FC, Arema Cronus, Mitra Kutai Kartanegara, dan Persib Bandung. Partai final akan berlangsung Minggu (18/10), namun tempat belum dipastikan.
Gatot menyebut bahwa saat ini Kemenpora belum menyiapkan kompetisi atau turnamen karena masih menanyakan tentang road map (pemetaan) sepak bola ke personel tim Transisi yang masih menjabat namun dia sama sekali belum mendapat jawaban meyakinkan tentang bentuk sepak bola yang ideal.
“Saya tanya ke internal (tim Transisi yang masih menjabat, red) kami, saya pernah pegang (mengusulkan ide, red) tentang road map sepak bola, setelah itu saya nggak megang lagi karena saya nggak anggota tim transisi,” kata dia.
Ketika ditanya siapa orang yang tepat untuk menduduki posisi Ketua Tim Transisi, Gatot meminta petunjuk kepada Menpora Imam Nahrawi terlebih dahulu, namun mengenai jumlah personelnya akan perubahan namun hanya sebagian tidak keseluruhan.
“Karena saya punya kebiasaan di kantor lama (Kementerian Komunikasi dan Informatika, red) kalau regulasi itu akan dibuat kita harus beradu argumen dulu, jangan mengikut suara senior saja. Daripada regulasi (tentang tugas pokok dan fungsi Tim Transisi, red) sudah diketok menteri tetapi malah hasilnya tidak memuaskan kita semua bahkan masyarakat, nanti malah kami disalahkan lagi,” kata dia.
Pembekuan Sepak Bola Indonesia
Pasca PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) dibekukan Kemenpora lewat SK pembekuan PSSI beberapa bulan lalu, Liga Super Indonesia sempat bergulir beberapa pertandingan akan tetapi kemudian berhenti. Kemenpora kemudian membentuk Tim Transisi yang diberi mandat oleh Kemenpora memperbaiki sepak bola Indonesia.
Kabar tentang konflik sepak bola ini terdengar hingga Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang kemudian memberi sanksi pelarangan aktivitas tim nasional Indonesia dan klub-klub yang tergabung di bawah PSSI berlaga di ajang berkelas internasional.
Pemberitaan di media massa teralihkan tidak lagi menyoroti tentang vakumnya kegiatan sepak bola namun kepada perselisihan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) tentang Kemenpora yang membekukan PSSI. Beberapa waktu lalu PSSI memenangkan gugatan di PTUN Jakarta, sehingga Kemenpora harus mencabut Surat Keputusan tentang pembekuan PSSI dan seluruh aktivitasnya tersebut.
Persiapkan Kedatangan FIFA
Hambatan lain dalam mempersiapkan kompetisi atau turnamen sepak bola, kata Gatot saat ini adalah Kemenpora dan Tim Transisi akan menyambut rencana kedatangan FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) dalam kaitannya dengan konflik sepak bola nasional. Gatot menyebut masalah sepak bola Indonesia berakar tidak dari saat pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) saja, namun sejak lama dan membutuhkan penyelesaian yang tidak sebentar.
“Saat ini kita membutuhkan kepastian kapan kedatangan FIFA, karena biar bisa mengatur banyak agenda olah raga di Tanah Air,” kata Gatot.
Gatot menginginkan apabila sudah ada tanggal yang pasti kedatangan para perwakilan FIFA maka masyarakat akan kembali percaya ke Kemenpora.
“Beberapa waktu lalu, kan rumornya Menpora yang ketemu Valcke (Mantan Sekjen FIFA yang telah dicopot dari jabatannya, Jerome Valcke red) sewaktu acara di Ashgabat (Turkemenistan, red). Nah dari situ berkembang kabar bahwa FIFA datang ke Indonesia atas ajakan Menpora, padahal tidak,” kata dia.
Saat delegasi Kemenpora dan beberapa kepala daerah (Wakil Gubernur DKI Jakarta, dan Asisten Daerah Sumatera Selatan) hadir di sidang Komite Olimpiade Asia ke-28 di Ashgabat, selain membahas persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Menpora juga menceritakan kepada Skekh Ahmad Fahad Al-Sabah, Presiden OCA (Komite Olimpiade Asia) tentang sepak bola Indonesia.
“Untuk mempersiapkan kedatangan tim tersebut, jika memang mereka akan bermaksud menemui Presiden Joko Widodo pun Kemenpora akan membantu memfasilitasi sejauh Presiden Joko Widodo berkenan dan berkesempatan meluangkan waktunya di tengah kesibukannya yang sangat padat. Ini semua dilakukan demi pembenahan persepakbolaan nasional Indonesia,” Gatot menambahkan.
Dalam keterangan resmi di situs Kemenpora sejumlah media baik nasional maupun internasional dan juga termuat dalam situs resmi FIFA, bahwa dalam beberapa waku dekat ini, Indonesia akan kedatangan suatu tim dari FIFA dan AFC yang akan dipimpin oleh Kohzo Tashima (dari FIFA) dengan anggota H.R.H Prince Abdullah (juga dari FIFA) dan Mariano Araneta (dari AFC, Konfederasi Sepak Bola Asia). Menurut sejumlah pemberitaan, tujuan dari delegasi tersebut datang ke Jakarta adalah untuk mendiskusikan mengenai sanksi dari FIFA dan syarat serta potensi pencabutannya dari sepakbola Indonesia. Lebih lanjut juga diberitakan, diharapkan ada solusi, sehingga sepakbola Indonesia dapat diterima kembali dan mendapat manfaat dalam pergaulan internasional.
Terkait dengan rencna kedatangan tim FIFA, Kemenpora menyambut gembira, karena sejak semula pemerintah memang ingin menjalin komunikasi dengan FIFA bahkan sejak sebelum PSSI dijatuhi sanksi oleh FIFA. Meskipun Kemenpora belum mengetahui agenda utama kedatangan tim tersebut di Jakarta kecuali sejauh hanya mengetahui bahwa mereka akan membahas masalah kemungkinan rencana mencari solusi untuk pencabutan sanksi secepat mungkin.
“Kemenpora sejauh ini berpretensi sangat positif sekali, bahwa tim FIFA dan AFC akan berkomunikasi di Jakarta,” kata dia.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...