Kemenpora Kehendaki Ada Tim Pengintai Lawan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Alfitra Salamm menginginkan seluruh cabang olahraga memiliki pasukan “pengintai” kekuatan lawan.
“Saya memilih diskusi soal intelijen olahraga ini karena memang kami memandang perlu,” kata Salamm dalam acara diskusi di kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (4/12).
“Sejauh ini yang saya lihat kesadaran kita akan intelijen olahraga itu kurang. Buktinya, pada Asian Games kemarin. Ketika atlet kita main, orang Indonesia banyak yang nonton. Giliran atlet lain yang main justru kita pergi. Padahal perlu juga melihat bagaimana atlet luar. Dari sini saja sudah kelihatan kesadaran akan intelijen olahraga kita kurang,” tambah Alfitra.
Alfitra menyampaikan amanat dari Menpora Imam Nahrawi kepada para pewarta tentang program intelijen olahraga yang bertujuan untuk membantu meningkatkan prestasi olahraga Indonesia khususnya di ajang-ajang internasional.
Intelijen olahraga (sport intelligence) dianggap sebagai salah satu program yang bisa membantu persoalan prestasi olahraga Indonesia yang saat ini tengah terpuruk. Sebagai gambaran, pada SEA Games 2013 di Myanmar, Indonesia hanya meraih posisi empat dari target juara umum yang dicanangkan. Di Asian Games 2014 kontingen "Garuda" terpuruk di peringkat 17.
”Intelijen” kata Salamm, penting karena dalam waktu dekat Indonesia akan menghadapi berbagai ajang olahraga seperti SEA Games 2015 di Singapura, Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, dan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Salamm menjelaskan Intelijen olahraga nantinya akan terdiri dari sejumlah orang yang fungsinya untuk memantau kekuatan negara-negara lawan. Selain itu juga untuk melihat pola latihan atlet negera-negara lain, sekaligus mencari kelemahan lawan.
Dikatakan Sekretaris Menpora, Alfitra Salam, intelijen olahraga sangat penting untuk kemajuan prestasi olahraga Indonesia. Terlebih sampai saat ini belum ada peningkatan olahraga yang signifikan.
Program intelijen olahraga ini sempat dibuat di tahun 2006 di era Menpora Adhyaksa Dault, namun kemudian vakum.
Kemenpora tidak hanya memberi perhatian kepada cabang olahraga yang akan dipertandingkan di tingkat nasional, tetapi juga potensi lahirnya atlet dari daerah-daerah terpencil, beberapa hari lalu Imam Nahrawi mencanangkan sebuah program yang diberi tajuk 'Satu Desa Satu Lapangan'. Tujuannya adalah peningkatan sarana dan prasaran olahraga di seluruh desa.
“Program ini sudah kami rencanakan lama. Makanya selagi bisa dimulai sekarang ya sekarang,” kata Imam di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (1/12).
Imam mengatakan pembangunan olahraga di daerah terpencil penting sebagai pembudayaan olahraga di tengah masyarakat dewasa ini.
Imam mengemukakan bahwa program ini nantinya Kemenpora akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P).
“Kami juga akan memanfaatkan yang ada dengan melakukan efisiensi, dalam arti bagaimana dana besar bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya. Sebaliknya, memanfaatkan dana kecil untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya. Nah ini kami tantang semua,” kata Imam. (kemenpora.go.id)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...