Kemenristekdikti Targetkan UGM Jadi Universitas Kelas Dunia
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti), hingga tahun 2019, menargetkan Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam kategori perguruan tinggi berkelas dunia.
“Paling tidak bisa masuk peringkat 500 besar dunia,” kata Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kementerian Ristek Dikti, Hari Purwanto, usai mengikuti Simposium Internasional Bidang Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan UGM dan USAID di Balai Senat UGM, Yogyakarta, hari Selasa (26/7).
Selain UGM, terdapat 10 perguran tinggi negeri di Indonesia yang juga diarahkan menjadi universitas berkelas dunia.
Kesepuluh perguran tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Dipenogoro (Undip), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Padjajaran (Unpad).
Kesebelas perguran tinggi tersebut didorong untuk melakukan percepatan dalam perbaikan manajemen dan kepemimpinan. “Leadership and management merupakan prasyarat utama menuju pendidikan tinggi kelas dunia. Selain itu, perbaikan harus dibarengi perbaikan kualitas infrastruktur, riset, dan pengajaran,” katanya.
Apabila sukses, kesebelas perguruan tinggi nantinya akan menjadi rujukan dalam model pengembangan perguruan tinggi lainnya di Indonesia. “11 PTN ini akan menjadi model dan rujukan universitas lainnya,” katanya.
Pemerintah, dikatakan oleh Hari, tidak hanya menggelontorkan dari sisi pendanaan, tetapi juga melakukaan pendampingan, pembinaan, dan menyiapkan fasilitas.
Menurutnya, beberapa hal yang didorong bagi kesebelas perguruan tinggi untuk mencapai level berkelas dunia adalah meningkatkan jumlah publikasi internasional, jumlah temuan paten, dan menambah jumlah pengajar bergelar profesor. Disamping itu, mereka harus mampu menarik mahasiswa dari luar untuk belajar serta memberikan peluang kerja bagi para lulusan.
Ketua Magister Manajemen Pendidikan Tinggi UGM, Sahid Susanto, mengatakan, salah satu tantangan perguruan tinggi Indonesia di tengah era Masyarakat Ekonomi Asean adalah melakukan upaya harmonisasi dan sinergi dalam penguatan dan peningkatan mutu pembelajaran.
Hari tak mengharapkan terjadi persaingan yang negatif. “Jangan sampai yang muncul adalah persaingan negatif,” tuturnya.
Salah satu pengajar dari Indiana University, Amerika Serikat, Alexander Mc Cornick, yang hadir dalam kesempatan itu, mengatakan, beberapa perguruan tinggi di Indonesia menurutnya sudah banyak mengadopsi model pendidikan tinggi dari Amerika.
Meski begitu, dikatakan oleh dia, masih ada yang memerlukan perbaikan.
“Perbaikan kualitas pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan melalui evaluasi secara berkelanjutan. Hal itu mampu menilai dan mengawasi aktivitas yang sudah dijalankan secara seksama,” ujar Alexander. (ugm.ac.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...