Kemensos Dirikan 18 Sekolah Darurat Pasca Erupsi Lewotobi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sedikitnya 18 sekolah darurat didirikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menjamin keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak yang menjadi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Belasan sekolah darurat itu didirikan dengan memanfaatkan tenda-tenda yang lengkap dengan fasilitas pendidikan," kata Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Masryani Mansyur dalam keterangan di Jakarta, Kamis (21/11).
Tenaga penyuluh dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Sosial di Nusa Tenggara Timur bertindak sebagai tenaga pendidik di 18 sekolah darurat yang dikhususkan bagi anak korban erupsi pada tingkat sekolah dasar ini.
Sekolah darurat Kementerian Sosial tersebut salah satunya berlokasi di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Flores Timur. Satu dari 14 desa yang terdampak langsung oleh lontaran material vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 4 November 2024.
Masryani memastikan dalam waktu dekat Kementerian Sosial juga akan menyediakan sekolah darurat bagi anak-anak tingkat sekolah menengah pertama dan menengah atas korban erupsi yang bekerjasama dengan instansi terkait lainnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) setidaknya sampai dengan 13 November 2024, ada sebanyak 5.383 anak usia sekolah yang membutuhkan pendidikan selama masa darurat bencana.
Ribuan anak tersebut merupakan siswa dari 66 satuan pendidikan yang terdampak erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur.
Mendikdasmen Minta Guru Perhatikan Murid untuk Tekan Kasus B...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, memi...