Kementerian Kesehatan Saudi Khawatir Ebola Masuk Wilayahnya
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Pejabat Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan dalam siaran resmi pada Selasa (5/8) bahwa saat ini pihaknya mengkhawatirkan masuknya wabah Ebola ke negaranya, siaran resmi menyebut bahwa ada satu warga Arab Saudi yang diduga tertular virus mematikan tersebut, apalagi saat ini persebaran Ebola meningkat di bagian barat Afrika.
Persebaran Ebola sejauh ini ke sebelah barat Afrika, di mana hampir ratusan orang meninggal dan data menunjukkan lebih dari 1.600 terkontaminasi, kata Kementerian Kesehatan. Lebih lanjut siaran resmi tersebut mengatakan bahwa saat ini dikatakan pria Saudi berusia 40-an yang diduga tertular, berada di sebuah rumah sakit di Jeddah.
Gejala yang terlihat dari penyakit Ebola adalah demam, sakit kepala dan sakit tenggorokan. Dalam beberapa hari sebagai Ebola virus menyerang sistem kekebalan tubuh, sakit perut kronis, nyeri otot, muntah dan diare terus menerus.
Virus ini menyebar dan menembus pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan dari mata, telinga, mulut dan lubang lainnya. Bagian putih mata berubah menjadi merah dan ada bercak menyerupai darah di bawah kulit mata.
Kementerian juga mengumumkan tidak akan mengeluarkan visa Haji untuk warga negara dari negara-negara yang diduga kuat menyebarkan virus Ebola. Padahal ziarah tersebut melibatkan jutaan umat Islam melakukan perjalanan ke kota suci Madinah dan Mekkah di Arab Saudi.
Negara ini sudah berjuang dari wabah Syndrome Pernapasan Timur Tengah (MERS), yang telah menginfeksi ratusan dalam beberapa bulan terakhir. Sementara itu, Bank Dunia telah berjanji saat ini membantu kira-kira hingga 446 miliar rupiah untuk membantu beberapa negara Afrika Barat mengatasi penyebaran Ebola (Sierra Leone, Liberia, dan Guinea), karena saat ini Arab Saudi berharap ada sebuah obat eksperimental guna membendung meningkatnya korban meninggal.
Jim Yong Kim, Presiden Bank Dunia, mengatakan saat ini pihaknya akan memberi suntikan dana guna membayar untuk kebutuhan kesehatan yang mendesak, gaji untuk staf dan bahan penting lainnya guna menunjang sistem kesehatan di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut jumlah kematian akibat epidemi Ebola di Afrika Barat saat ini sudah mencapai 887 orang, setelah 61 korban meninggal tercatat pada akhir pekan lalu.
Kementerian Kesehatan Sierra Leone beberapa bulan sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa ada sekelompok dokter yang kesulitan mengatasi wabah di wilayah perbatasan dan mengatakan ada 25 kematian yang disebabkan karena para penduduk setempat belum mengetahui bagaimana penanganan Ebola.
“Epidemi demam Ebola yang melanda Guinea bagian selatan, termasuk di prefektur Gueckedou dan Macenta, sejak 9 Februari telah merenggut sedikitnya 59 nyawa dari 80 kasus yang diidentifikasi oleh layanan kami di lapangan,” kata Sakoba Keita, kepala petugas pencegahan penyakit di Kementerian Kesehatan Guinea. (AFP/Wikipedia.org/dailymail.co.uk).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...