Kepala AD Myanmar Bela Operasi Militer di Rakhine
YANGON, SATUHARAPAN.COM - Kepala angkatan darat Myanmar Min Aung Hlaing pada Senin (27/3) membela penindakan keras militer di negara bagian Rakhine, setelah PBB berjanji akan memeriksa klaim bahwa pasukan keamanan melakukan pembunuhan dan menyiksa muslim Rohingya di sana.
Hampir 75.000 orang dari kelompok minoritas tertindas itu melarikan diri ke Bangladesh, setelah militer melancarkan operasi di wilayah utara Rakhine untuk mencari militan Rohingya yang menyerbu pos perbatasan polisi pada Oktober.
Para penyidik PBB yakin bahwa pasukan keamanan melakukan kejahatan kemanusiaan. Pekan lalu Dewan HAM PBB sepakat untuk mengirim misi pencari fakta internasional independen guna “memastikan akuntabilitas penuh bagi pelaku dan keadilan bagi korban.”
Myanmar sudah lama mendapat kritik atas perlakuannya terhadap lebih dari satu juta warga Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine, yang ditolak sebagai imigran ilegal di Bangladesh atau “Bengali” meskipun banyak yang sudah tinggal di sana dari generasi ke generasi.
Berbicara kepada massa yang berkumpul di ibu kota pada hari angkatan bersenjata, Min Aung Hlaing pada Senin membela kampanye militer tersebut.
“Warga Bengali di negara bagian Rakhine bukan berkebangsaan Myanmar, melainkan imigran,” katanya, menurut sebuah terjemahan resmi.
“Serangan teroris yang terjadi pada Oktober 2016 tersebut menyebabkan intervensi politik.” (AFP)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...