Kepala BKPM Dukung Penuh Upaya Kembangkan Industri Padat Karya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani akan mengkoordinasikan penyerapan tenaga kerja di sektor padat karya dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Tenaga Kerja sehingga dapat mendukung berkembangnya industri padat karya.
"Sementara untuk isu ketenagakerjaan, BKPM akan mengkoordinasikan dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Tenaga Kerja, sehingga dapat mendukung berkembangnya industri padat karya," kata Franky seperti tertuang di Antara, Kamis (25/12).
Menurut data BKPM, sebagaimana dikemukakan Franky saat ini di Indonesia terdapat 7,5 juta pengangguran langsung dan 37 juta pengangguran terselubung (hanya bekerja selama dua jam dalam seminggu) dan pertumbuhan 2,5 persen tenaga kerja baru setiap tahunnya. Franky optimistis pertumbuhan sektor padat karya pada 2015, khususnyai industri tekstil dan sepatu, akan meningkat dan memiliki potensi besar penyumbang devisa negara.
Dalam periode Oktober-Desember 2014, BKPM merinci bahwa komitmen nilai investasi industri tersebut mencapai 672 Juta dollar AS.
Menurut Franky, nilai investasi tersebut sangat mungkin bertambah karena sepanjang periode tersebut, BKPM mencatat ada 13 investor yang mengindikasikan minat investasi.
Franky Sibarani menyatakan, lembaganya akan terus mendorong investasi sektor industri padat karya karena memiliki nilai strategis untuk menggerakkan perekonomian melalui penyerapan tenaga kerja dan menyumbang devisa negara.
Mantan Ketua Apindo ini menuturkan proses integrasi perizinan baik di pusat dan daerah yang sekarang sedang dipersiapkan oleh BKPM merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah perizinan sehingga investor yang akan menambah investasinya dalam bentuk perluasan usaha menjadi lebih mudah.
Saat ini di Indonesia terdapat 7,5 juta pengangguran langsung dan 37 juta juta pengangguran terselubung (hanya bekerja selama dua jam dalam seminggu) dan pertumbuhan 2,5 tenaga kerja baru setiap tahunnya.
Para pemodal di sektor padat karya, saat melakukan dialog investasi dengan Franky pada Rabu (24/12) mengemukakan kesiapan masing-masing untuk perluasan investasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekspor dan penyerapan tenaga kerja.
Misalnya seperti diungkapkan, Rudi T Luwiya dari Asosasi Mebel Indonesia (Asmindo), nilai ekspor mebel Indonesia saat ini mencapai 1,8 miliar dolar AS dari potensi pasar mebel dunia sebesar 400 miliar dolar AS. Sementara tenaga kerja yang terserap sebanyak 3,6 juta orang. Angka tersebut masih di bawah Vietnam di mana ekspor mebelnya sudah mencapai 5,2 miliar dolar AS.
Hal senada juga dikemukakan Thomas Darmawan, pelaku industri pengolahan hasil laut. Menurutnya apabila terdapat bahan baku ikan hingga satu juta ton, industri pengolahan hasil laut dapat menyerap 500.000 angkatan kerja baru dan meningkatkan nilai ekspor hingga 15 miliar dolar AS dari yang ada saat ini. (Ant/bkpm.go.id).
Editor : Eben Ezer Siadari
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...