Kepala BNPB Tegaskan Simulasi Bencana Penting sampai Tingkat Keluarga
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengajak semua warga memahami pentingnya melakukan latihan kebencanaan secara rutin, mengingat kawasan pantai selatan Banten rawan gempa dan berpotensi tsunami.
"Latihan dan simulasi kebencana harus sampai menyentuh tingkat paling bawah, yaitu tingkat keluarga. Termasuk juga kepada anak-anak sekolah," kata Doni kepada warga, seperti dilansir situs bnpb.go.id, pada Sabtu (3/8).
Menurut Doni, latihan itu diinisiasi pemda setempat dan harus menjadi kewajiban rutin. Bagaimana pun gempa dan tsunami adalah peristiwa berulang, yang sewaktu-waktu dapat muncul kapan saja, tak ada yang bisa memprediksi kapan datangnya.
"Oleh karenanya diperlukan kesiapsiagaan, tidak hanya dalam teori namun juga dalam praktik," kata mantan Danyon 11 Grup 1 Kopassus Serang itu.
Pada tanggal 12 - 14 Agustus mendatang Ekspedisi Destana (Desa Tangguh Bencana) yang dilaksanakan BNPB di sepanjang pantai selatan Jawa akan melintasi kawasan Pandeglang, Serang dan Cilegon.
Doni mengajak semua unsur masyarakat berpartisipasi melakukan simulasi dan latihan. Pada saat ekspedisi melintas nanti dibuatkan skenario seakan akan terjadi gempa berpotensi tsunami.
"Kita akan libatkan masyarakat secara luas, dan Kepala BNPB serta semua pejabat tinggi BNPB ikut serta, akan bersama-sama masyarakat tidur di tenda," kata Egy Massadiah.
Sebagaimana diketahui kawasan Pandeglang mengalami gempa pada Jumat 2 Agustus 2019 pukul 19.03. Semestinya Sabtu 3 Agustus 2019, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo bertolak ke Palangkaraya dan Pontianak, untuk meninjau kegiatan Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan. "Namun beliau menundanya dan memutuskan untuk berada di Banten terkait dengan gempa yang terjadi semalam," kata Egy Massadiah.
Mengakhiri kunjungannya, Letjen Doni menyempatkan mampir ke hunian sementara korban gempa Desember 2018 di Desa Citanggok, Kecamatan Labuhan. Doni duduk lesehan sambil berdialog bersama warga, membahas cara-cara menyelamatkan diri jika terjadi gempa ataupun tsunami. Jumlah warga yang masih berada di huntara berkisar 130 keluarga.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...