Kepala HAM PBB Kunjungi Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh
DHAKKA, SATUHARAPAN.COM-Kepala Komisi Tinggi PBB untu Hak Asasi Manusia (HAM), Michelle Bachelet, tiba di Bangladesh pada hari Minggu (14) untuk kunjungan empat hari yang akan mencakup perjalanan ke kamp-kamp kumuh yang menampung hampir satu juta pengungsi Rohingya dari Myanmar.
Eksodus Rohingya dipicu oleh serangan tentara Myanmar pada tahun 2017 terhadap sebagian besar minoritas Muslim, dengan pengadilan tertinggi PBB bulan lalu memberikan lampu hijau untuk kasus penting yang menuduh negara mayoritas Buddha itu melakukan genosida.
Lima tahun kemudian para pengungsi menolak untuk pulang karena tidak adanya jaminan keselamatan dan hak-hak mereka dari Myanmar yang dikuasai militer, membuat negara tuan rumah Bangladesh semakin tidak sabar.
Bangladesh, sementara itu, mendapat kecaman karena catatan HAM-nya sendiri yang kurang baik di bawah Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang akan ditemui Bachelet selama kunjungannya, serta para aktivis lokal.
Sembilan kelompok termasuk Human Rights Watch mengatakan bahwa Bachelet harus “secara terbuka menyerukan diakhirinya segera pelanggaran serius termasuk pembunuhan di luar proses hukum, penyiksaan, dan penghilangan paksa” di Bangladesh.
Pada bulan Desember Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap unit polisi elite Bangladesh yang terkenal kejam dan tujuh petugas keamanan tinggi, termasuk kepala polisi nasional, atas pelanggaran berat hak asasi manusia.
Di bawah Hasina, pasukan keamanan telah membunuh ribuan orang dalam baku tembak, sementara ratusan lainnya, kebanyakan dari oposisi, telah menghilang, kata para aktivis.
Pemerintah membantah tuduhan itu, dan menjelang kunjungan Bachelet, Dhaka mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan menyoroti "upaya tulus untuk melindungi dan mempromosikan hak asasi manusia."
“Bangladesh sangat berharap bahwa Ketua mekanisme hak asasi manusia PBB akan menyaksikan sendiri bagaimana negara melakukan keajaiban untuk terus melacak perjalanan pembangunan mereka; mengintegrasikan hak asasi manusia ke dalamnya,” katanya.
Bachelet, 70 tahun, mantan presiden Chili, akan mengundurkan diri pada akhir bulan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...