Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 11:29 WIB | Senin, 11 November 2024

Kepala Operasi Perusahaan Farmasi AstraZeneca di China Ditahan

Tanda AstraZeneca terlihat di Pameran Impor Internasional China (CIIE) ketiga di Shanghai, China, 6 November 2020. (Foto: dok. Reuters)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Raksasa farmasi AstraZeneca mengatakan pada hari Kamis (7/11) bahwa kepala operasinya di China telah ditahan, setelah laporan bahwa perusahaan tersebut sedang diselidiki atas kemungkinan pengumpulan data ilegal dan impor obat-obatan.

Leon Wang, presiden AstraZeneca China, "telah ditahan," kata seorang perwakilan tim media global perusahaan tersebut dalam email kepada AFP. "Jika diminta, kami akan bekerja sama sepenuhnya dengan otoritas China," kata mereka.

"Kami terus mengirimkan obat-obatan yang mengubah hidup kami kepada pasien di China dan operasi kami terus berjalan," kata mereka.

Bulan lalu, perusahaan tersebut mengonfirmasi bahwa Wang telah diselidiki.

China adalah pasar utama bagi AstraZeneca, pengembang vaksin COVID-19 yang diberikan secara luas di seluruh dunia selama pandemi virus corona.

Namun pada bulan September, firma tersebut mengonfirmasi beberapa karyawan sedang diselidiki di China setelah sebuah laporan mengatakan mereka sedang diinterogasi tentang kemungkinan pengumpulan data ilegal dan impor obat-obatan.

Penyelidikan tersebut melibatkan lima karyawan firma saat ini dan mantan karyawan firma tersebut -- semuanya berkewarganegaraan China -- dan dipimpin oleh pihak berwenang di kota selatan Shenzhen, kata Bloomberg.

Satu penyelidikan terkait dengan pengumpulan data pasien oleh firma tersebut, yang diduga oleh pihak berwenang mungkin telah melanggar undang-undang privasi China, Bloomberg melaporkan, mengutip orang-orang yang mengetahui situasi tersebut.

Penyelidikan lain terkait dengan impor obat kanker hati yang belum disetujui di China daratan, menurut Bloomberg.

Perusahaan tersebut, yang berkantor pusat di Inggris Raya, memiliki 90.000 karyawan di seluruh dunia.

Perusahaan global telah menghadapi lingkungan bisnis yang semakin sulit di China dalam beberapa tahun terakhir, kata kelompok industri, dengan alasan kurangnya transparansi tentang undang-undang data dan penahanan karyawan yang berkepanjangan di negara tersebut. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home