Kepala Program Nuklir Iran Masuk Daftar Sanksi AS
Perusahaan Tanker China Kemungkinan Dikeluarkan Dari Daftar Sanksi.
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada Kamis (30/1) memberlakukan sanksi terhadap entitas nuklir Iran dan pejabat puncaknya, kata Departemen Keuangan AS. Ali Akbar Salehi, kepala Organisasi Energi Atom Iran, menjadi target sanksi ekonomi dan keuangan AS.
Organisasi itu sendiri telah ditempatkan di dalam daftar organisasi yang menjadi target sanksi AS, menurut situs web Departemen Keuangan. Keputusan untuk memberikan sanksi kepada Salehi dan Organisasi Energi Atom Iran akan berdampak pada program sipil nuklir Iran. Sebab, dia memiliki wewenang kontrol operasional atas program tersebut, termasuk pembelian suku cadang untuk fasilitas nuklir.
Cabut Sanksi
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa AS kemungkinan akan mencabut sanksi dalam beberapa hari pada unit perusahaan kapal tanker China COSCO yang dituduh Washington mengangkut minyak Iran, dua sumber industri mengatakan.
Sebuah sumber pada perusahaan minyak besar China mengatakan mereka telah menerima indikasi bahwa COSCO telah dikeluarkan dari daftar sanksi AS. Industri energi China sedang menunggu komunikasi resmi dari Washington, kata sumber itu.
Sumber industri energi lain di London mengatakan bahwa Washington telah mengindikasikan akan segera mencabut sanksi. Namun Departemen Keuangan AS menolak memberikan komentar. Departemen Luar Negeri juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Zhang Zheng, seorang manajer hubungan investor yang berbasis di Shanghai di COSCO Shipping Energy Transport Co Ltd, induk dari COSCO Shipping Tanker Dalian, mengatakan perusahaan belum diberitahu tentang perubahan dalam status sanksi. "Perusahaan akan membuat pengumuman yang diperlukan ketika ada perkembangan besar," kata Zhang.
Pemerintah Presiden AS, Donald Trump, memasukkan daftar hitam unit COSCO Dalian pada 25 September dalam sebuah langkah yang mendorong biaya pengiriman global ke rekor tertinggi dan mengganggu pasar pengiriman.
Unit Dalian COSCO hanya memiliki sekitar 40 kapal tanker, tetapi langkah Washington menimbulkan kebingungan tentang apakah sanksi diterapkan pada armada perusahaan induk yang memiliki lebih dari 1.000 kapal.
Departemen Keuangan telah dua kali mengeluarkan keringanan untuk memungkinkan perusahaan mengakhiri transaksi dengan unit COSCO, yang terbaru akan berakhir pada 4 Februari, tetapi pasar pengiriman masih bingung.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...