Kepala SMAK 1 Penabur Endang Setyowati, Terbaik Nasional
SATUHARAPAN.COM – BPK Penabur Jakarta kembali menorehkan prestasi tingkat nasional. Dra Endang Setyowati MM, Kepala SMA Kristen (SMAK) 1 Penabur Jakarta, meraih gelar Juara 1 Kepala SMA Berprestasi Tingkat Nasional pada Lomba Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional, 13 – 15 Agustus 2014.
Menyajikan topik presentasi “Meningkatkan Penilaian Hasil Kinerja Guru melalui Pendampingan Terpadu”, Endang berhasil mengalahkan finalis lain, dan mengantongi hadiah Rp 30.000.000. “Saya bersyukur kepada Tuhan untuk prestasi ini. Jujur tidak menyangka akan meraih gelar juara pertama karena saya merasa lemah dalam tes materi,” kata Endang, dalam percakapan di ruang kerjanya belum lama ini.
Ia menduga topik presentasi “Meningkatkan Penilaian Hasil Kinerja melalui Pendampingan Terpadu” dinilai strategis oleh juri. “Karena tidak hanya berlaku di SMAK 1 Penabur, sehingga meyakinkan juri untuk memilih saya sebagai pemenang,” ia mengisahkan.
Endang berhasil melewati proses seleksi mulai tingkat Kota Jakarta Barat hingga Provinsi DKI Jakarta. Keduanya, meraih gelar juara 1. Dalam lomba tingkat nasional yang diikuti 33 provinsi, ia menjalani serangkaian tes, mulai dari psikotes, kompetensi kepala sekolah, kepribadian, materi bidang studi, presentasi, dan wawancara.
Dalam lomba tingkat nasional itu, selain materi yang disebutkan, ia harus menjalani tes materi dari bidang studi. “Saya sendiri berlatar belakang pendidikan Kimia. Dan, tes itu baru saya ketahui saat lomba, sehingga saya tidak mempersiapkan. Bukan apa-apa, selama ini saya lebih mencurahkan perhatian pada tugas menjadi kepala sekolah, (soal Kimia) tentu banyak yang harus dipelajari,” ia menggambarkan.
Yang dapat dilakukan Endang adalah berupaya sebaik mungkin melaksanakan kepercayaan yang diembankan kepadanya, memberikan yang terbaik sebagai bentuk tanggung jawab, baik kepada diri sendiri, sekolah, BPK Penabur, ataupun Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Selama ini, SMA yang ia pimpin sudah sangat dikenal prestasinya, melalui berbagai lomba, biologi, fisika, kimia, ataupun robot, di tingkat nasional, Asia, ataupun internasional.
Bagi Endang, mengikuti lomba itu merupakan kesempatannya, sebagai kepala sekolah, untuk bisa menyumbangkan yang terbaik, apa yang mampu ia sumbangkan bagi sekolah.
Peserta dituntut menjaga stamina dan kesehatan selama tiga hari lomba, karena soal yang diberikan sangat banyak. Peserta dituntut mampu membaca, menjawab, dan memutuskan dengan cepat. Lomba juga dilaksanakan hingga malam hari. Endang, contohnya, mendapat giliran presentasi mengenai Best Practice pada pukul 22.00 WIB.
Ia berharap tahun depan, rekan kepala sekolah ataupun guru di lingkungan Penabur juga dapat meraih prestasi yang sama.
Tantangan dan Tanggung Jawab
Endang Setyowati, lulusan S1 Teknik Kimia dari IKIP Jakarta (sekarang UNJ, Red) dan S2 Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Manajemen Persekolahan, sudah hampir 35 tahun mengabdi di BPK Penabur. “Penabur bahkan menjadi rumah kedua atau bahkan menjadi rumah pertama dalam beraktivitas,” katanya kepada satuharapan.com.
Memulai karier di bidang pendidikan sebagai guru Laboratorium Kimia di SMAK 3 , SMAK 1, dan SMAK 2 Gunungsahari pada 1981, Endang mulai memangku jabatan kepala sekolah pada tahun 2000, di SMAK 7 Penabur, Cipinang, Jakarta Timur). “Tantangan dalam mengelola sekolah dengan brand sekolah Kristen adalah melakonkan, mengimplementasikan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh pemimpin sekolah, guru, karyawan, juga siswa,” Endang menggambarkan tanggung jawabnya.
Sebagai kepala sekolah, Endang juga terus menggaungkan kebangsaan, kebinekaan, dan kasih sebagai perwujudan iman Kristiani dalam berbagai program ataupun kegiatan di sekolah, dalam mengelola keberagaman dan keberbagaian di dalam sekolah, di antaranya untuk menghindari “geng-gengan”.
Endang, yang pernah menjabat Kepala SMAK Penabur Gading Serpong (Program Nasional dan Brilliant Class bekerja sama dengan ahli fisika Yohanes Surya, 2007-2009) dan Kepala SMAK 5 Kelapa Gading Jakarta Utara, 2009-2012, sangat memahami ekspektasi orangtua terhadap guru sangat tinggi. “Untuk menghadapi tantangan globalisasi dan tentunya AFTA (ASEAN Free Trade Area, Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang akan diberlakukan pada 2015, guru harus membuka diri dengan menyerap dan terus belajar sesuai tuntutan masyarakat. ICT, atau information and communication technology, penguasaan bahasa Inggris, pengembangan metode-metode pembelajaran, harus dikuasai jika tidak mau ditinggal masyarakat,” kata Endang, tentang tantangan yang dihadapi guru pada era kini.
Di sela-sela kesibukannya mengelola sekolah, Endang masih menyisakan waktu untuk melakukan hobinya, memasak dan menjahit. “Selain itu bersih-bersih rumah dan jalan-jalan dengan keluarga,” kata Endang tentang aktivitasnya.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...