Kepolisian Beijing Beri Penghargaan ke Informan Terorisme
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Kepolisian Beijing, ibu kota Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengumumkan mereka telah memberi penghargaan kepada tiga warga–yang tidak disebutkan namanya–karena giat memberi informasi kepada polisi tentang ancaman terorisme.
Mengutip laporan resmi Kepolisian Beijing, seperti diberitakan Xinhua, hari Selasa (24/11) seorang warga diberi hadiah 3.000 yuan (sekitar 15 juta rupiah) karena memberikan informasi mengenai ancaman bom, berkat laporan tersebut kepolisian berhasil menahan satu tersangka.
Dua warga Beijing lainnya juga dihargai dengan hadiah yang nominalnya hampir sama.
Seorang juru bicara polisi Beijing mengatakan saat ini kepolisian telah memberi penghargaan kepada lebih dari 500 orang sejak Maret 2014, kala itu kepolisian mengumumkan hadiah untuk siapa saja yang membantu kepolisian terkait informasi tentang terorisme.
Beberapa waktu lalu RRT mengecam keras serangan di sebuah hotel di ibu kota Mali, Bamako yang menewaskan 27 orang, termasuk tiga warga negara RRT. Tiongkok dan berjanji untuk meningkatkan kerja sama dengan masyarakat internasional untuk memerangi terorisme.
“RRT akan memperkuat kerja sama dengan masyarakat internasional dan tindakan keras tegas pada kegiatan teroris yang membunuh orang tak bersalah dan menjaga perdamaian dan stabilitas dunia," menurut sebuah instruksi yang dibuat oleh Presiden RRT, Xi Jinping.
Presiden menyerukan setiap Kedutaan Besar RRT meningkatkan upaya menjamin keamanan warga negara dan organisasi lembaga swadaya masyarakat yang ada di luar negeri.
Perdana Menteri Li Keqiang juga mengucapkan simpati kepada keluarga korban tragedi di ibu kota Mali tersebut dan menuntut seorang profesional, berkomitmen tanggapan setelah dengan langkah-langkah besar untuk melindungi warga negara RRT di luar negeri.
Serangan, yang berlangsung pada tanggal Radisson Blu Hotel di Bamako–seperti diberitakan AFP–diklaim oleh kelompok Jihadis Al-Mourabitoun yang berbasis di Mali sebelah utara. Dalam serangan tersebut, kelompok teroris menyandera sekitar 170 orang tawanan, dan ditahan selama sekitar sembilan jam oleh orang-orang bersenjata, sebelum pasukan Mali menyelamatkan sandera.
Pemerintah Mali mengumumkan keadaan nasional 10 hari darurat dan mengumumkan tiga hari berkabung bagi para korban, yang juga termasuk seorang Amerika, seorang Belgia dan dua Rusia.
Tiga korban warga RRT adalah eksekutif senior dari China Railway Construction Corp yang sedang dalam perjalanan bisnis.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RRT, Hong Lei mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa RRT menyatakan kemarahan dan mengutuk keras kekejaman. (xinhuanet.com/AFP).
Editor : Bayu Probo
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...