Kepolisian Kanada Awasi Telepon Tujuh Jurnalis
MONTREAL, SATUHARAPAN.COM - Jumlah jurnalis Kanada yang catatan teleponnya diketahui diawasi kepolisian bertambah menjadi tujuh, setelah konfirmasi terbaru pada Rabu (2/11) menyebutkan bahwa pihak berwenang melacak panggilan dari nomor telepon para wartawan.
Jurnalis La Presse, Patrick Lagace, pada Senin mengatakan dirinya mengetahui bahwa kepolisian di Provinsi Quebec mengumpulkan data dari panggilan teleponnya selama beberapa bulan pertama tahun ini, menambah jumlah lima jurnalis lain yang sudah diidentifikasi, sementara jurnalis ketujuh namanya masih belum diketahui.
Polisi memantau lokasi Lagace menggunakan chip GPS iPhone miliknya dan memperoleh identitas orang-orang yang berbicara atau bertukar pesan teks dengannya selama periode tersebut, lapor CBC.
Lembaga penyiaran umum juga menyebutkan bahwa polisi membenarkan pemantauan terhadap tiga telepon milik jurnalisnya sendiri, termasuk pembawa acara pagi Alain Gravel.
Pengungkapan tersebut memicu protes keras dari beberapa pejabat, advokat kebebasan pers dan media, dengan sekelompok editor mengeluarkan sebuah surat terbuka pada Selasa yang mendesak pemerintah untuk melindungi hak jurnalis guna melindungi identitas sumber mereka.
“Tidak diragukan lagi ini merupakan serangan terhadap media dan seluruh profesi jurnalistik,” kata Eric Trottier, editor La Presse, salah satu harian terbesar di Kanada.
“Polisi di Kanada tampaknya mengabaikan aturan dasar” yang melindungi kebebasan pers, katanya menyerukan agar tindakan tersebut segera diakhiri.
Mantan kepala divisi urusan internal kepolisian Montreal, yang pekan lalu dipindahtugaskan menjadi staf humas, mengakui adanya pemantauan tersebut.
Tanpa “mengurangi” keseriusan urusan ini, inspektur kepala Costa Labos mengatakan: “Saya memahami bahwa beberapa orang mungkin tersinggung atau terganggu dengan fakta bahwa ponsel mereka diawasi tapi kami harus melakukan tugas kami.”
Polisi ingin mengetahui kontak wartawan itu dan apakah mereka mungkin memiliki informasi mengenai kasus bocor dan siapa dalam jajaran kepolisian yang mungkin membocorkan informasi kepada media.
Namun, metode mereka memicu kecaman termasuk dari para pejabat senior pemerintah dan buronan Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional yang membocorkan dokumen yang mengekspos data intelijen digital Amerika Serikat pada 2013.
Menteri Kehakiman Quebec, Stephanie Vallee, menyatakan “keprihatinan” sambil mengingatkan “pentingnya kebebasan pers di masyarakat yang bebas dan demokratis.”
Perdana Menteri Justin Trudeau pada Rabu mengatakan pemerintahannya “membela kebebasan pers” dan akan melakukan segala upaya untuk memastikannya. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...