Kerja Sama Tiga Negara Kembangkan Industi Karet
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tiga negara anggota ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Thailand dan Malaysia menjalin kerja sama dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) untuk mengembangkan dan mengontrol industri karet . Kerja sama ini sebagai respon dari negara anggota ITRC atas tidak stabilnya harga karet selama beberapa tahun terakhir.
"Kita sudah menggelar rapat ITRC dengan kondusif dan tahun ini diselenggarakan di Indonesia. Harga karet saat ini sedang tidak kondusif sehingga menjadi tantangan buat kita," kata Menteri Perdagangan RI Thomas Trikasih Lembong dalam konferensi pers ITRC Ministerial Committee Meeting 2015 di Mandarin Oriental Hotel Jalan M.H Thamrin Jakarta Pusat, hari Kamis (3/12).
"Mudah-mudahan inisiatif ini bisa membentuk pasar karet yang targetnya masuk ke bursa karet pada Juni 2016 atau kalau bisa secepat mungkin."
Ketiga negara ini akan berusaha sekeras mungkin untuk mengembangkan penggunaan karet di masyarakat seperti untuk pembangunan gedung, jalan dan sektor infrastruktur lainnya. Selain itu, tiga negara anggota ASEAN ini juga akan terus melakukan penelitian untuk mendukung pengembangan perdagangan karet ke wilayah lainnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan pembentukan pasar karet regional ini akan melalui dua tahap.
Tahap pertama dimulai pada 1 Januari 2016 yang akan mengumpulkan publikasi harga pasar karet regional oleh tiga negara ini.
"Dikumpulkan dan diinformasikan secara rutin. Sementara itu, kita siapkan platform elektroniknya," kata dia.
Kira-kira pada Juni 2016 seluruh informasi perdagangan karet di tiga negara ini akan memiliki platform yang sama dengan tujuan untuk menyamakan standar dan kualitas karet di tiga negara tersebut.
Dia mengatakan kerja sama ini akan memacu penggunaan bahan baku karet di Indonesia sehingga dapat membuat industri karet semakin menguat.
Oleh karena itu, pihak Kemendag telah berkoordinasi dengan kementerian lain untuk memanfaatkan karet dalam pembangunan infrastruktur di tanah air seperti jalan raya, tol dan irigasi dengan dana APBN seperti yang telah dilakukan oleh Thailand. Pembahasan koordinasi tersebut saat ini sudah berada di tingkat Menteri Koordinator Perekonomian dan rencananya akan dikeluarkan Instruksi Presiden dalam waktu dekat.
"Kalau di Thailand pemanfaatan sudah sangat pesat. Mereka (Thailand) buat jalan raya saja campurannya karet, walaupun harganya jadi mahal, tapi penggunaan jalannya jadi lebih awet 40 hingga 50 persen," kata dia.
Editor : Bayu Probo
Kamala Harris: Negara Harus Terima Hasil Pemilu, Mendesak Pe...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Menghadapi penolakan besar-besaran oleh para pemilih Amerika, Kamala ...